DANDELION

Ludiamanta
Chapter #9

9

“Ma...mama”

Suara Albin menggema di ruang tamu kala memasuki rumah. Ia membawa pulang Arkan sebagai sandera karena ia akan pulang kampung ke tanah lahirnya dan tak akan kembali. Mereka berdua menuju tempat sakral mama di rumah. Harumnya opor ayam saat berada di dapur membuat perut kedua pria itu ingin segera makan. 

“Masak apa ma?” tanya Arkan melihat ibu Albin sibuk berkutat di dapur. Arkan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ibu Albin. Maka tak ayal, ibu Albin menyuruh Arkan untuk memanggilnya mama seperti Albin mengundang dirinya. 

Ibu Albin membalikkan badan dan tersenyum manis kepada kedua pria itu. “kalian sudah pulang?” sambut Mama dengan hangat. Mama pun memberikan pelukan kepada Arkan, setelah mengetahui bahwa Arkan akan pulang kembali ke kampun halamannya. “kamu sudah makan?” tanya ibu kemudian. 

“Aku kesini belum makan, karena tahu mama akan masak banyak hari ini!” Arkan mencoba menghibur mama yang sudah berkaca-kaca. 

Di lain sisi, Albin yang membuka tangan lebar agar dipeluk oleh mamanya. Ia merasa cemburu dengan keakraban teman dan ibunya itu. Albin memutar bola mata malasnya melihat perlakuan Mamanya yang sangat sayang pada Arkan. 

“Mama, aku mau makan!” Albin sudah duduk di meja makan. 

Tak menyahuti ucapan Anaknya. Mama malah menyuruh Arkan untuk duduk. “Mama akan menyiapkan makanan untuk kalian. Tunggu sebentar!” mama berjalan menuju opor yang sudah masak. 

“Iya” sahut mereka berdua. 

“Syukurlah kau akan kembali ke rumahmu!” Albin dengan ketus dan muka yang sedikit kesal memulai percakapan di meja makan. 

“Kenapa?”

Albin menatap Arkan dengan tatapan mata berbinar. “aku jadi tidak kehilangan atau membagi kasih sayang mamaku padamu!” terangnya. 

“Hei, kamu bakal merindukan kehadiranku di rumahmu”

“Itu tidak akan terjadi!”

“Kenapa kamu sangat keras kepala saat akan kembali ke kampung halamanmu?”

“Aku tidak keras kepala. Aku membicarakan fakta”

Hahhhhhh

Lihat selengkapnya