DANDELION

Ludiamanta
Chapter #13

13

Mentari telah menampakkan dirinya dengan sempurna. Gemerlap bintang yang memenuhi langit malam telah sirna. Saatnya untuk memulai hari baru telah tiba. Seperti keluarga Anna yang memulai hari dengan berangkat ke rumah makan dan membersihkan tempat usaha mereka. Tak lupa para karyawan mereka yang telah datang pagi karena akan ada sebuah acara nanti siang. 

Saat hendak mengelap meja. Anna terhenti oleh Rara yang memasuki rumah makan. “Mbak rara ada apa kesini?” Anna melangkahkan kaki mendekati rara. 

“Aku ada urusan dengan ayah dan ibumu. Dimana mereka?” ketus Rara menjawab.

“Kenapa akhir-akhir ini mbak Rara selalu kesini hanya untuk bertemu orang tua Anna?”

“Karena ada hal yang aku urus!” 

Anna menatap Rara dengan penuh selidik. “kalau begitu mbak Rara pergi saja dari sini. Disini adalah tempat usaha kami, bukan untuk orang-oramg yang membuang waktu seperti mbak Rara!” kesal Anna menyahuti Rara yang selalu datang mencari kedua orang tuannya. 

“Kenapa kamu mengusirku?” Rara meninggikan suara. 

Anna memberanikan diri dan tak memberi ampun Rara. “Karena disini adalah aku pemiliknya. Mbak Rara hanya pengunjung yang datang mencari masalah!” kata Anna. 

“APA” Rara langsung meninggikan suara dengan mengangkat tangan yang terbuka lebar. 

“BERHENTI!” 

Teriakan Dian menghentikan Rara untuk berniat menampar wajah Anna. “Mendingan mbak Rara pergi deh. Kalau memperjelek diri jangan disini, mending di depan murid mbak Rara aja!” Dian berteriak dengan mata yang penuh dengan kobaran api kemarahan. 

“Dian” panggil Anna menghentikan kemarahan Dian. “Ayah dan ibu kemana?” tanya Anna dengan lirih. 

“Mereka sedang keluar mbak!” lirih Dian menjawab. 

Rara menyeringai. Tatapan matanya sangat menyeramkan. “Apakah pegawai di sini tidak diajarkan attitude. Apakah semua pegawai di sini adalah orang yang tak mempunyai moral?” ucapnya tak memberi ampun. 

“Mbak Rara, jangan bilang seperti itu...” omongan Annna terhenti karena terpotong oleh Dian. “Apakah mbak Rara adalah guru yang tidak beradab yang tidak mempunyai sopan santun dan suka menyiarkan kebohongan-kebohongan orang lain. Apakah seorang guru seperti itu? seharusnya mbak Rara tidak menjadi guru tapi menjadi ketua gangster!” Dian tersulut emosi. 

“Lalu jika aku tidak beradab, kamu apa?. Aku orang yang lebih berpendidikan dibanding kamu. Aku berada diatas kamu sangat jauh dan tentunya kamu adalah orang yang berada di bawah aku sangat sangat jauh. Kamu mengerti itu?” sahut Rara tak mau kalah. 

Lihat selengkapnya