Dandelion Punya Rara

Anisa Sriyanti
Chapter #4

HUBUNGAN KAKAK BERADIK ITU

Saat pertama kali menginjak kaki ke dunia. Ayah dan ibu menyambut Rara dengan senyuman dan kebahagiaan. Begitupun Bagas yang sudah menanti kelahiran adik pertamanya selama kurang dari satu tahun.

Tetapi kebahagiaan mereka bercampur air mata saat mendapati kabar bahwasannya malaikat kecil mereka terlahir dengan kondisi cacat.

Rara. Sejak lahir sudah tidak mempunyai dua kaki. Sejak kecil ia selalu mendapat ejekan dari anak-anak sebayanya. Bahkan mereka memberikan nama panggilan khusus untuk Rara, yaitu si “Kaki Besi”.

Rara tidak pernah marah dengan ejekan orang-orang. Karena Rara selalu mengatakan kepada dirinya sendiri, bahwasannya apa yang mereka katakan adalah benar adanya.

Rara hanya bisa bersembunyi di balik senyum kecilnya yang menyimpan segunung luka di dalam hati. Tak pernah sekalipun aku melihat Rara menangis ataupun mengeluh di depan orang-orang. Termasuk orang itu adalah Bagas, kakak laki-lakinya sendiri.

Rara selalu berusaha untuk tidak membebankan Bagas lebih dari apa yang sudah ia bebankan saat ini kepadanya. Padahal jika Rara sadar, sifatnya yang selalu memendam segalanya sendiri itulah yang justru menjadi beban untuk Bagas.

Bagas yang tahu alasan kenapa Rara tidak pernah mau bercerita kepadanya adalah karena tidak mau merepotkan dirinya justru merasa tidak becus menjadi kakak. Sedangkan Rara yang tahu alasan kenapa Bagas sampai detik ini masih belum menikah adalah karena mengkhawatirkan dirinya pun merasa sudah menjadi beban untuk kakaknya.

Begitulah hubungan kakak beradik diantara mereka. Aku paling gereget dengan hubungan kakak beradik yang seperti itu. Dua-duanya berusaha melakukan yang terbaik untuk tidak menjadi beban, justru malah menjadi beban itu sendiri.

Lihat selengkapnya