Dandelion yang Hilang

Dunia Gerhana
Chapter #1

Luruhnya Pappus Dandelion (Part 1)

Bangku panjang berwarna coklat dengan cat yang mulai memudar, meja kecil berwarna hitam pekat dengan ujung kaki yang perlahan habis dimakan rayap, sebuah vase bunga bening berukuran sedang berisi setumpuk bunga dandelion berwarna ungu dan sebuah foto yang tergeletak. Seorang gadis cantik jelita tak henti tertawa terbahak-bahak memperhatikan foto yang tergeletak di atas meja tersebut dengan tangan yang menggenggam kamera berukuran kecil berwarna pink. Sesekali ia tersenyum kepada seorang lelaki yang berada tepat di hadapannya. Lelaki tersebut tak terganggu dengan sikapnya yang berusaha menjailinya. Ia hanya fokus terhadap buku berjudul “Be Sucess” yang sedang asyik dibacanya.

Desiran angin sepoi-sepoi pun perlahan berhembus ke arah mereka dengan sangat lembut. Menusuk ulu hati para pecinta yang sedang di mabuk asmara. Perlahan sari dandelion luruh terbawa angin. Gadis jelita yang berada di ladang tersebut bernama Dian Ratu Anggraini. Ia mahasiswi yang baru menempuh pendidikan di bangku kuliah. Ia mempunyai karakter yang sangat unik, yaitu pendiam, namun jika sudah akrab dengan orang yang dikenalnya, karakter pendiamnya akan hilang seketika dan berubah menjadi bawel. Ciri khas lainnya yang dimilikinya adalah ia sering menyebut dirinya penggila dandelion. Ia sangat tergila-gila terhadap bunga dandelion, bunga liar yang tumbuh di ladang luas yang jarang tersentuh tangan manusia. Karena ia sangat tergila-gila terhadap dandelion, segala apa pun yang berkaitan dengan dirinya pasti ada nuansa bunga dandelionnya.

Dandelion mempunyai nama ilmiah yaitu Taraxacum yang merupakan genus besar dalam keluarga Asteraceae. Tumbuhan ini berasal dari Eropa dan Asia, tetapi sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Tumbuhan ini memiliki bunga-bunga kecil yang cepat terbang jika tertiup angin. Dandelion terkenal bunga yang identik tanpa semerbak. Namun, tumbuhan ini mempunyai makna yang sangat mendalam. Jenisnya yang dapat tumbuh dimana saja menandakan bahwa tumbuhan tersebut cepat beradaptasi dengan tempat yang membawa bunganya tumbuh. Meskipun sari-sarinya sering terbang terbawa angin dan membuat bunganya rusak, tetapi tumbuhan tersebut cepat sekali tumbuh di tempat angin membawanya berhenti. Sari-sarinya juga sering terbang sendirian menandakan bahwa tumbuhan tersebut mempunyai makna pemberani. Alasan inilah yang menyebabkan Dian menyebut dirinya merupakan bagian dari tumbuhan tersebut. Ia juga ingin menjadi tumbuhan tersebut, berani menghadapi hidup meski sendirian.

Seorang lelaki yang berada tepat di hadapannya bernama Andrea Putra Bangsa, seniornya di kampus. Namun sekarang ia sudah menjadi sahabat lelaki satu-satunya yang paling dekat dengan dirinya. Andrea mempunyai karakter yang cukup sama dengannya yaitu pendiam, tak banyak bicara sekalipun lelaki tersebut sudah akrab dengan orang yang dikenalnya. Ia juga terkenal sebagai “Raja Kampus” karena ketampanan dan ketangkasannya dalam berbagai bidang ilmu khususnya jurusannya. Banyak gadis-gadis yang mendambakannya dan berusaha untuk menyatakan cinta kepadanya, namun ia tidak pernah satu pun membalas cinta mereka. Alasannya karena ia sedang berusaha untuk memahami perasaannya, apakah ia mencintai sahabatnya atau tidak?

Hal yang sangat aneh jika akhirnya Andrea dan Dian dapat menjalin sebuah ikatan persahabatan. Semenjak Dian masuk kuliah, Andrea sering mendapat masalah atas perbuatannya. Ada sesuatu yang membuatnya selalu ceroboh dalam beberapa hal terutama ketika ia berhadapan dengan benda-benda yang dianggapnya berbahaya.

“Awas, hati-hati bawanya,” Dian ketakutan ketika melihat temannya sedang membawa gunting untuk memotong tumpukan kertas karton.

Bukannya hati-hati, temannya malah mempunyai niat untuk menjailinya. Perlahan temannya menodongkan gunting ke hadapannya dan membuatnya mundur beberapa langkah. Ia tidak mengetahui bahwa di belakangnya ada seorang lelaki yang sedang berjalan membawa setumpuk buku di kedua tangannya. Ia menabrak lelaki tersebut tanpa sengaja.

“Bruuukhhh.” Lelaki tersebut menjatuhkan tumpukan buku yang dibawanya. Dian menolehkan badannya dan melihat kekacauan yang dibuatnya. Ya ampun Dian.

“Sorry, gak sengaja,” tangannya mengambil buku-buku yang tergeletak, berusaha membantu membereskan buku-buku milik lelaki yang baru saja ditabraknya. Lelaki tersebut hanya menatapnya tajam tanpa berbicara sepatah kata pun.

Temannya yang menjailinya pun ikut menghampiri lelaki tersebut untuk meminta maaf. “Maaf Kak, kita gak sengaja.”

“Lain kali kalo mau main jangan di kampus tapi di taman bermain,” ucap lelaki tersebut ketus dengan wajah sinis. Ia pun meninggalkan mereka berdua yang mematung mendengar ucapan ketusnya.

“Gila itu kakak kelas sombong banget,” umpat Dian.

Setelah kejadian tersebut, Dian dan lelaki yang mempunyai nama Andrea tidak pernah akur. Pertemuan mereka dimana pun selalu berakhir dengan perasaan yang menjengkelkan. Bagi Andrea, Dian merupakan musibah yang tak pernah henti untuk mengusik hidupnya yang tenang. Bagi Dian, Andrea merupakan lelaki pertama yang ia temui mempunyai sikap dingin dan tidak peduli terhadap orang lain. Tapi mereka lupa bahwa takdir perjalanan hidup manusia telah ditentukan sebelum terlahir ke dunia. Takdir juga membuat pertemuan mereka berdua menjadi awal dari pertemuan-pertemuan di hari-hari selanjutnya.

🍁🍁🍁🍁

Lihat selengkapnya