Dangerous Wife

C Chin
Chapter #3

My Dad!.

Pulau O.

“APA! Bagaiamana mungkin kalian tak tau bocah sebesar itu tak ada di Villa. Apa kalian pikir putriku memiliki kesaktian dan menghilang begitu saja! Cari di semua tempat! Bahkan jika harus melenyapkan pulau ini, aku tak peduli! Temukan putriku, atau kalian akan terkubur dipulau ini!” Jasmine yang tak mendapati batang hidung si bocil Rose di Villa, mengamuk hebat.

Para pengawal dan bahkan para pekerja Villa biasa ikut kena imbasnya.

Jasmine benar-benar lepas kendali saat semua berhubungan dengan putrinya.

“Mommy, kau mencariku?” tanya si bocil Rose yang baru kembali ke Villa.

Jasmine menoleh.

“Sayang, kau darimana saja. Kau baik-baik saja?” Jasmine memeriksa seluruh tubuh si bocil Rose dengan cemas.

“Oh ayolah Mom, aku baik-baik saja. Aku hanya menikmati pemandangan alam yang belum pernah kulihat saja.” si bocil Rose lalu menaruh bokong di sofa ruang tamu.

“Kau yakin baik-baik saja? Kan Mommy sudah bilang jangan bermain terlalu jauh. Dan kau malah menghilang lebih dari 2 jam.” Jasmine terus mengomel tanpa jeda.

“Hey, hey, hey. Sudahlah. Putrimu baru pulang dan kau terus memarahinya. Apa kau sehat?” Ramos muncul membela cucu cantiknya.

Ramos lalu duduk di sofa samping si bocil Rose sambil mengusap kepalanya, pelan.

“Kau pasti lelah sudah bermain lama, kakek akan memasak makanan enak untukmu. Kau pasti lapar kan?” Ramos berbica lembut pada si bocil Rose.

Tapi bukannya menjawab, si bocil Rose malah menatap datar kakeknya dan berkata: “Kakek, seperti apa wajah Daddy ku?”

Ramos dan Jasmine yang mendengar pertanyaan si bocil Rose saling tatap.

“Hm! Ap-apa yang kau bicarakan sayang?” Ramos yang gugup pura-pura bodoh.

Si bocil Rose yang merasa tak dapat jawaban lalu menatap wajah Jasmine. Jasmine yang tak tau harus berkata apa, bungkam seribu bahasa.

Si bocil Rose lalu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.

Jasmine dan Ramos kembali saling tatap.

Namun lagi-lagi si bocil Rose menghentikan langkahnya tepat di anak tangga. Si bocil Rose berbalik menatap ramah Ramos dan Jasmine sambil berkata: “Kakek, bisakah aku mengganti pertanyaanku?”

Ramos dan Jasmine lagi-lagi saling tatap, ragu.

“Wajah kakek dan Mommy terlihat sama. Apakah itu sebuah tanda bahwa kalian adalah Ayah dan Anak?”

Ramos dan Jasmine membatu.

“Bocil ini. Ada apa dengannya?” batin Ramos, penasaran.

“Tentu saja, wajah yang sama adalah bukti bahwa seseorang itu memiliki hubungan darah. Bukan hanya dari wajah, mungkin bisa dari sifat, sikap dan banyak hal yang mirip baru bisa di sebut memiliki ikatan darah. Tapi tidak semua. Karena konon, di dunia ini ada 7 rupa yang mirip tanpa hubungan darah sama sekali. Apa kau mengerti, putriku?” jelas jasmine singkat.

Si bocil Rose terdiam.

“Baiklah, aku mengerti.” ucap si bocil Rose lalu pergi ke kamarnya.

Jasmine dan Ramos bernapas lega.

“Ada apa dengannya? Apa sesuatu terjadi saat dia diluar tadi?” tanya Ramos, penasaran.

“Entahlah, tapi ku rasa, ini bukanlah sesuatu yang baik.” Jasmine menatap tajam punggung si bocil Rose yang mulai menghilang dari pandangannya.

“Tidak. Semua akan baik-baik saja sayang. Aku akan memastikan itu.” batin Ramos yang seperti menyadari sesuatu.

“Ah benar, malam ini pembukaan hotel baru milik Pak Tua Han. Ikutlah dengan Papa. Ajaklah juga Rose, sepertinya Pak Tua Han juga memiliki seorang cucu laki-laki seusia Rose.”

“Em, paman Han ada pulau ini juga? Baiklah kalau begitu, aku akan bersiap.” jawab Jasmine, cepat.

*

Malam harinya, disebuah Hotel super mewah yang baru saja di resmikan. Ramos dan Jasmine serta si bocil Rose tampak hadir sedikit terlambat.

“Oh, Kau sungguh datang?” sapa Pak Tua Han sembari bersalaman dengan sahabatnya.

“Ah, maaf aku terlambat. Cucuku yang cantik sedikit rewel. Kau tau lah, bocil,” ucap Ramos sambil memainkan satu kedipan matanya.

“Aha ha ha. Kau ini. Ku pikir tak ada yang lebih merepotkan dari cucu laki-laki ku, ternyata, cucu perempuanmu tak jauh beda rupanya.” Pak Tua Han terbahak-bahak.

“Ah, ini?” Pak Tua Han menyapa Jasmine.

Lihat selengkapnya