"Darimana?" tanya Devan penuh selidik layaknya seorang detektif.
"Main," jawab Shena sembari melempar tas sekolahnya ke sembarang arah, lalu membuka kedua sepatu dan menaruhnya sepatunya di rak.
"Sama orang orang sok suci lagi?" tebaknya meremehkan.
"Jangan nething gitu ah. Mereka baik, gak seperti apa yang Kak Dev pikirin selama ini."
"Tetep aja gue gak suka liat lo bergaul sama orang-orang gak jelas."
"Gak jelas gimana? Yang ada temen Kak Dev semua tuh yang pada gak jelas," balasnya tak suka.
"Shena!" geram Devan kesal karena sang adik terus saja menimbal ucapannya.
"Kenapa? Kak Dev gak suka sama omongan Shena barusan? Lagian emang fakta nya kan?"
"Lo mulai berani kurang ajar sama gue, hm?"
"Sorry gak bermaksud, tapi Shena gak suka di kekang, apalagi dalam hal kebaikan. Jujur aku juga gak suka liat Kak Dev bergaul sama Ruthless, mereka itu bawa pengaruh buruk. Tapi apa pernah Shena ada larang Kak Dev buat berenti temenan sama mereka? Enggak kan?" Devan diam mendengar semua unek unek yang disampaikan Shena, ternyata seperti itulah apa yang dirasakan adiknya selama ini.
"Ka Dev mikir dong dengan sikap Kakak yang kayak gini semua orang jadi pada takut sama Kakak dan aku pun kena dampaknya. Temen temen di sekolah jadi pada segan padahal Shena gak ngelakuin apapun, Kakak tau kenapa? Karena mereka tau kalo aku adik dari Sean Devanstra." jelas gadis itu mulai terisak. Sungguh Devan paling tidak bisa melihat Shena menangis, apalagi penyebabnya adalah dirinya sendiri.
"Justru dengan cara itu semua orang jadi segan dan hormat sama gue, dengan cara itu juga gue jadi bisa selalu ngelindungin lo. Mikir Shen selama ini siapa yang udah rawat lo dari kecil?! Apa jadinya kalo saat itu gue gak ada?" sejujurnya Devan tidak ingin berbicara seperti tadi karena akan mengingatkan Shena pada mimpi buruk yang berusaha dilupakannya. Tapi tidak tau kenapa mulutnya malah mengeluarkan kata-kata sialan itu.
"Devan cukup! Dia adik kamu," lerai gadis berkhimar biru langit menerobos masuk ke dalam rumah. Sedari tadi Naykila menyimak keributan yang terjadi dari luar sebab dirinya yang sudah mengantarkan Shena pulang.
"Shit! Lo penyebab semua ini! Puas?!" teriak Devan melampiaskan amarahnya membuat Naykila terkejut. Gadis itu sampai bergetar menyembunyikan rasa takutnya.
"Stop! Kak Dev gak boleh ngomong gitu sama Kak Kila. Udah Kak Kila mending pulang aja, Shena baik baik aja kok," ucapnya seraya menyeka jejak air mata dan tersenyum.
"Shena benci sama sikap Kak Dev yang selalu keras dan gak pernah mau berubah!" ucapnya sebelum masuk kamar. Sungguh kalimat yang diucapkan Shena sangat menusuk dan menyakitkan bagi Devan.
Sudah malam, namun Shena masih belum keluar dari kamarnya. Padahal sejak pulang sekolah dia belum mengisi perutnya membuat Devan khawatir lantas mengetuk pintu kamar sang adik sambil membawa nampan berisikan sepiring nasi juga segelas air minum.