"Kak Rey wait!" Shena mengejar cowok jangkung itu, berusahan mensejajarkan langkahnya.
"Are you okay?"
"Hmm," gumamnya yang masih berjalan cepat membuat Shena kewalahan mengejarnya sehingga gadis itu harus mencekal lengannya membuat Reygan mendongak
"Kak Rey kenapa sih, ada masalah yah?"
"Pikir aja sendiri," jawabnya cuek
"Aku bukan cenayang, gabisa baca pikiran orang," balas Shena mencoba sabar
"Kak Rey marah sama aku? Mmh aku ada salah apa emang?"
"Kaak kasih tau dong salahnya aku apaa?" kata Shena sambil menggoyangkan lengan cowok itu
Reygan menghela nafas dan menoleh pada gadis yang sangat di rindukannya sejak kemarin, namun di lain sisi dia masih kesal.
"Kemarin kemana aja?"
"Sakit."
"Sekarang masih?" tanyanya sambil mengecek kening Shena dengan punggung tangannya
"Udah enggak."
"Kenapa gak ngasih kabar?"
"Aku tidur seharian gak sempat main handphone," jelasnya
"Terus tadi ngapain berduaan sama ketos belagu itu?"
"Arsen maksudnya?" Reygan mengangguk. "Tadi kita lagi ngebahas OS2N doang kok."
"Masa?"
"Beneran, kalo Kak Rey gak percaya bisa tanya langsung ke orangnya. Lagian tumbenan possesive banget sampe ngambek segala lagi," kata Shena lantas tertawa karena merasa lucu dengan tingkah cowok di hadapannya ini
"Jangan bilang Kak Rey cemburu?" tuduhnya berniat bercanda namun jawaban Reygan sontak menghentikan tawanya
"Emang iya."
"Fyi kemarin gue khawatir nanya kabar lo kesana kemari tapi gak ada satu orang pun yang tau, akhirnya gue mustusin ke rumah lo bawa kue coklat sama bunga dan sesampainya disana gak ada siapapun, gue beneran frustasi saat itu. Terus hari ini gue seneng dapat kabar lo sekolah dan setelah gue pastikan ternyata lo lagi berduaan sama Arsen. Gue emang gak berhak buat rindu apalagi cemburu tapi lo ngerti kan apa yang gue rasain?"
Shena langsung berhambur memeluk Reygan, perlahan lelaki itu membalas pelukannya. Tubuh Reygan yang besar dan kekar membuatnya nyaman, apalagi aroma maskulin yang memasuki indra penciumannya.