Kini kakak beradik itu tengah menikmati makan siang dengan telor orak-arik masakan Devan, meski sederhana namun rasanya begitu enak dan khas bagi Shena.
"Temen kamu yang tadi itu Arsen ketua osis yah?" tanya Devan lalu menyendokan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Heem kok tau?"
"Tadi nelpon nyeritain misi kalian sekaligus minta izin katanya kamu mau bikin Rey jatuh cinta biar insaf," jelasnya
"Terus Kakak bolehin?"
Devan mengangguk, "You know lah gue masih ada dendam sama Rey, lagian rencana kalian bagus juga buat ngasih pelajaran lewat batin bukan fisik. Mungkin itu bakal lebih nyakitin dibanding luka saat war," jelasnya membuat Shena gemas tak habis pikir.
"Kalian kan dulunya berteman baik, tapi semenjak accident itu semuanya jadi berubah. Kenapa gak nyoba buat damai aja sih? Lagian Kak Alin juga udah aman disini."
"Gak semudah itu."
"Hm yang jelas Shena ngelakuin semua ini untuk kebaikan semuanya, gaada niatan buat nyakitin hati Kak Rey."
"Terserah, walau niatnya beda yang jelas tujuan kita sama," ujar Devan membuat gadis itu berdecak malas.
"Good luck ade aing yang lucu gemesin kayak baby bagong! Inget lo harus tetap beware, Rey bahaya. Kalo ada apa apa atau butuh bantuan kasih tau gue sama Ruthless," kata Devan sambil mengacak gemas rambut sang adik.
*****
Pagi ini giliran Anya yang piket kelas, sedangkan Shena dan Dayra malah asyik menjahili sahabatnya itu
"Aduh babuku kamu itu niat nyapu gak sih? Ini sampah nya masih bertebaran gini udah kayak typo aja," kata Dayra cekikikan.
"Ngomen aja lo, sekalian subcribe," timbal Anya mendelik malas.
"Ewh apaan sih ini jijik banget nyangkut di sepatu, yakali sampah juga ikut ngefans sama gue," sahut Shena ikut ikutan membuat sahabatnya kesal.
Benar benar yah mereka ini perlu di kasih pelajaran! Anya sengaja menyapu debu kearah hingga menyebabkan terbatuk.
Uhukk!
"Kebul ogeb!"
"Mangkanya jan—"
Tiba tiba saja Arsen datang ke kelas membuat mereka menghentikan tawanya seketika, "Kenapa, Kak?" heran Shena tak biasa melihat raut wajah cowok yang selalu kalem itu kini terlihat gusar, sepertinya ada yang tidak beres.
"Ikut gue!" Arsen menarik lengan Shena untuk ikut bersamanya, gadis itu merutuki hatinya yang selalu mudah terbawa perasaan dengan perlakuan cowok itu.
Arsen membawa Shena ke kantin, disana ramai sekali orang, benar dugaan Shena kalau ada sesuatu yang tidak beres, dan terbukti saat dirinya mengikuti Arsen mendekat ke arah kerumunan.