Sebelum bel masuk, Arsen menghubungi Shena, memintanya untuk pergi ke taman belakang sekolah.
"Gue mau minta maaf soal kemarin karena udah ngebentak lo," ucapnya Arsen tulus
"Yaudah sih lupain aja. Lagian gue juga kaget sama kedatangan mereka secara mendadak."
"Jadinya gimana? Gue gak mungkin biarin lo berurusan sama Reygan, tapi gue juga mau semua murid nyaman," kata Arsen yang diangguki Shena, dia mengingat betul kerusuhan kemarin akibat ulah Dangervile, hal itu membuat para murid dan guru resah.
Tapi Shena sendiri juga bingung, dia tidak mau bersandiwara seperti yang disarankan semua orang. Menurut Shena apapun alasannya membohongi seseorang bukanlah cara yang baik, yang ada malah akan menimbulkan masalah baru untuk kedepannya.
"Emang gak ada cara lain? Kenapa harus gue sih, Kak?" tanyanya bernada frustasi.
"Kalo lo gak mau gak usah dipaksa."
Shena nampak berpikir sambil mengerucutkan bibirnya membuat Arsen gemas, "Yaudah gue mau deh demi kebaikan bersama," putusnya membuat Arsen bernafas lega.
"Lo tenang aja, gue sama anak osis lainnya udah bikin rencana, tugas lo tinggal mainin peran."
"Terserah kalian gimana baiknya."
*****
"Oke gue bakal make over penampilan lo jadi lebih feminim, liat aja ntar seantero sekolah pasti pada heboh. Wait! Lo mah tampil apa adanya aja udah banyak yang ngejer gimana kalo udah berubah yah?"
"Berubah, dikira gue power ranger? Eh awas lho Day jangan aneh aneh, gue gamau kayak cabe."
"Sans aja kali. Lo aslinya udah cantik kok, jadi gak perlu transformasi berlebihan."
Dayra mengaplikasikan bedak bayi di wajah putih Shena. Lalu beralih menjepit bulu matanya, tak lupa polesan liptint merah muda pada bibir bawahnya menambah kesan manis namun natural.
"Gilaa cantik banget lo, Shen. Damn! Pasti Kak Rey bakalan bertekuk lutut."
Lalu Dayra beralih mencatok bagian bawah rambut Shena agar terlihat bergelombang, tak lupa gadis itu menambahkan jepitan di pinggiran rambutnya agar terlihat lebih lucu.
"Yeeay beres. Gimana are you ready??" tanyanya antusias yang dijawab gumaman oleh Shena.
Keduanya pun keluar dari kelas membuat Shena jadi pusat perhatian. Bahkan Arsen sendiri pun sampai kicep menatapnya.
"Sumpah lo cantik banget!" kagum Melisa.
"Gue gak salah liat kan kok ada bidadari jatuh dari surga di hadapanku, Shena!" kata Chiko sambil bersenandung tak tau malu, dasar bucin.
"Kita pantau disini," kata Anya di balik koridor yang letaknya strategis di seberang kantin, memudahkan mereka memantau apa yang dilakukan Shena dan Dangervile. Disini juga terdapat Arsen dan beberapa anggota osis lainnya.
"Sans aja Day juga ikut bantu kok Shen, bantu doa maksudnya, hehe. Good luck ya!"
*****
Dengan perlahan namum pasti erlahan Shena melangkahkan kakinya ke kantin, lebih tepatnya ke arah meja yang ditempati Dangervile sambil membawa beberapa buku. Jujur saja gadis itu merasa gugup.