DANTE

Dewanto Amin Sadono
Chapter #1

Bagian 1

Dari semua pembunuh berdarah dingin yang pernah menempati sel ini, hanya dia--saya memanggilnya Dante--yang benar-benar “dingin”. Korbannya bergelimpangan di mana-mana. Dalam kurun waktu tiga tahun Dante telah menghancurkan mereka semua dengan berbagai cara dan tidak pernah tertangkap. Ironis! Pada akhirnya Dante justru dijebloskan ke dalam penjara karena pembunuhan yang tidak pernah dilakukannya.

Menjelang Magrib yang mendung, dua orang sipir membawa Dante ke dalam sel. Dante baru saja “lulus” dari menjalani Mapenaling, Masa Pengenalan Lingkungan bagi para Napi yang baru saja masuk ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang. Lokasinya di ruangan berkapasitas 150 orang yang diisi tiga kali lipatnya. Kehidupan di sana buas dan keras serta tanpa ampun. Mereka bagaikan tumpukan kardus kumal yang dijejal-jejalkan ke dalam karung goni yang juga kumal.  Para Napi dari berbagai latar belakang itu makan, minum, berak, sembahyang di ruangan yang sangat sesak. Mereka tidur di setiap jengkal lantai ruangan, tak peduli di samping lubang WC. Bahkan ada juga yang tidak kebagian tempat sehingga mesti tidur sambil berdiri; bersandar di tembok.

Baju kotak-kotak yang dipakai Dante terlihat pas dengan ukuran tubuhnya yang kekar. Celananya jin dan entah sudah berapa hari belum ganti. Seakan-akan tak pernah kenal sisir, rambutnya yang tebal terlihat berantakan. Ekspresi wajah Dante tampak sangat dingin, melengkapi sorot matanya yang tajam menusuk.

Sel tipe 7 berukuran 5 x 6 meter yang diisi oleh 15 narapidana kriminal itu pun segera memperlihatkan siapa bajingan sejati dan siapa yang hanya berlagak-lagak sebagai bajingan. Para cecunguk ini pun segera berebut menunjukkan jati diri mereka yang ternyata tak lebih daripada sekadar onggokan sampah.

“Ikan segar datang!”

“Sepertinya anaknya orang kaya!”

“Kita palak!”

“Kalau menolak, kita hajar sampai mampus!”

“Aku ingin mencumbunya!”

Dante masih muda, sekitar tiga puluh tahun, badannya bagus, tekadnya terlihat kuat, sepertinya cerdas, dan tampaknya bukan pengecut. Berhadapan dengan maling, perampok, penipu, penjudi, dan homo mestinya tidak masalah baginya. Dugaan saya ternyata benar. 

Lihat selengkapnya