Uud Danum memiliki sosok kahyangan yang dipercaya menguasai dan melindungi segala macam yang ada di hutan, sungai, dan ladang. Puhtir namanya.
“Aih,” Nadi berdecak saat Puhtir menerangkan itu. “Itu asal namamu. Kukira ‘Puhtir’ berarti ‘Putri’. Ternyata seorang Dewi Sri.”
Puhtir tersenyum malu. Nadi membalas senyumnya, namun bibirnya justru tersungging aneh.
“Dia tokoh Kolimoi juga?”
“Ya. Putri dari dunia Pa nyembahan . Bukan dunia Kolimoi.”
“Apa lagi itu penyembahan?”
“Di atas dunia Kolimoi, ada lagi dunia Panyembahan. Dia di atas sana.”
Fantastis, di atas dunia dewa, ada dunia lagi, dunia dewanya para dewa. Dunia penuh lapis, batin Nadi.
“Puhtir merupakan pasangan dari Songumang. Puhtir bisa turun ke dunia Kolimoi, bisa turun juga ke dunia manusia. Untuk merawat Puhtir di dunia Kolimoi, dunia Panyembahan mengutus Haci, paman Puhtir.”
“Jadi, raja di dunia Panyembahan, mengutus Haci untuk menemani Puhtir di dunia Kolimoi, begitu? Siapa raja di Panyembahan?”
“Tidak ada.”
“Tidak ada? Tapi, ada tuhan tertinggi?”