DANUM

Abroorza Ahmad Yusra
Chapter #29

Dalok #29

Dalok dimulai dua hari kemudian setelah Natal.

Mula-mula, di subuh hari, dalam sebuah kamar di rumah Benediktus, beberapa orang duduk mengelilingi gong. Mereka adalah Imam Dalok, pemimpin Dalok. Nek Ga, Nek Tohkai, dan Nek Murai. Nek Tohkai adalah jajak, dukun adat, dari Desa Mentomoi, yang didatangkan untuk menjadi pemimpin utama Dalok ini. Nek Ga dari Sakai dan Nek Murai dari Soban, berlaku sebagai pembantu imam.

Jumlah yang memimpin Dalok haruslah ganjil. Tiga, lima, atau tujuh. Tak bisa seorang diri. Sebab mereka akan mengurusi banyak hal, dari tata cara ritual hingga ulun atau sanksi adat bila ada perkara. Selain itu, angka ganjil juga memudahkan mengambil keputusan. Jajak pendapat biasanya dilakukan di antara para imam.

Nek Tohkai merapalkan sesuatu, semacam mantra. Lalu ia mengambil ayam, mengipas-ngipas kolatung, gong dari tembaga, dengan ayam itu. Usai beberapa kipasan bolak-balik, ayam dipukulkan ke gong, kemudian disembelih dan darahnya diusapkan ke gong. Seekor babi dikorbankan pula. Demikianlah, harus ada pengorbanan untuk segala ritual. Di hari-hari biasa, gong ini tidak dapat dipukul sembarangan sebab dapat mengundang roh jahat. Sekarang, selama masa Dalok, gong boleh dimainkan.

Malam tersapu utuh. Pagi terang benderang. Gong sudah ditalu. Pemukulnya bergantian. Sepanjang hari, terus ditalu. Ketika mereka sarapan, ketika mereka mandi, ketika mereka hendak pergi tidur. Terus begitu hingga hari terakhir dalok.

Menjelang siang, saatnya mencari pohon untuk dijadikan toras. Hampir dua puluh lelaki turun ke sampan. Kendaraan itu menyusur pelan sungai, menuju hulu Sungai Sangkai ke arah Liang Selinep. Pohon belian, ternyata sulit ditemukan, memaksa mereka mesti masuk terus ke dalam. Saat bertemu pokok yang diidamkan, segera senso (artikulasi lokal untuk chainsaw, gergaji mesin penebang pohon) berputar bergemuruh. Dua lelaki perkasa bergantian memegang mesin pemotong tersebut.

Usai ditebang, pohon lalu dibentuk menjadi toras. Hampir enam orang yang mengayunkan kapak, bergantian memecah bagian luar pohon, terutama di bagian yang mendekati ujung. Bagian paling ujung sendiri dibentuk bulat. Setelah lewat sejam, jadilah korek api raksasa, toras itu.

Lihat selengkapnya