DANUM

Abroorza Ahmad Yusra
Chapter #57

Dion yang Nelangsa #57

Kali ini Nadi datang tepat di saat Sakai akan mengadakan pesta pernikahan. Keluarga Benediktus bolak-balik ke bagian hilir Sakai, ke rumah tempat hajatan akan berlangsung, untuk membantu persiapan.  Di sana, tidak jauh berbeda dari pernikahan lain, telah disiapkan panggung dan bahan-bahan makanan.

Nadi juga berpartisipasi. Ia ditanya dengan agak sungkan oleh keluarga mempelai, apakah bersedia menjadi fotografer nikahan? Keluarga mempelai tidak mampu membayar fotografer betulan. Nadi menyetujuinya. Ia sangat tidak keberatan dapat membantu.

Pernikahan ini membuat Dion, keponakan jauh Santo yang dikenal Nadi ketika dalok, menjadi orang yang nelangsa dan sengsara. Adinda, si calon mempelai perempuan, adalah kekasih hatinya, namun lebih memilih lelaki lain.

Adinda merupakan seorang gadis yang belum lagi genap berusia dua puluh tahun, baru saja menamatkan SMA di Kemangai. Calon mempelai prianya, sama-sama orang Uud Danum, berasal dari Jelundung, tiga jam jaraknya dari Sakai. Si calon mempelai pria, sudah berusia kepala tiga dan bekerja sebagai TKI di Malaysia.

Dion menjadi pemurung dan hampir setiap malam tidur dalam kegelisahan. Pemuda ini bahkan menolak dengan tegas jika diajak melihat lokasi pernikahan. Ia hanya bersandar seharian di dinding teras rumah Benediktus. Sialnya, tidak ada orang yang peduli pada lelaki itu. Nadi merasa harus berbuat sesuatu.

“Kenapa kau tidak pulang saja ke Kemangai? Pastor pasti membutuhkanmu,” tanya Nadi di suatu siang.

“Itu mauku. Tetapi keluargaku memaksa aku harus di sini. Mereka mau aku membantu-bantu persiapan pernikahan perempuan itu.”

Perempuan itu! Dion bahkan tidak sudi menyebut namanya.

Lihat selengkapnya