DANUM

Abroorza Ahmad Yusra
Chapter #73

Berita Sedih di Pagi Hari #73

Di luar semua kegetiran masalah-masalah itu, hubungan antara Nadi dan Puhtir semakin tidak tak terbantahkan lagi sudah menjadi bunga yang mekar indah. Walau menghibur Benediktus dan istrinya sudah banyak menyita waktu, pertemuan berdua saja tidak pernah luput. Sesekali di depan rumah Benediktus, sesekali di rumah Maria. Lain waktu di rumah Puhtir.

“Tidakkah kau jijik membaca Oedipus?” tanya Puhtir masih seputar buku. “Membayangkan orang tua menikahi anaknya sendiri!”

“Mengapa Sisifus tidak memilih mati saja, daripada terus menerus menggelindingkan batu? Tidak ada gunanya pekerjaan seperti itu.”

“Mengapa Hemingway bunuh diri? Bukankah kau bilang, semangat hidup itu bisa dari hal sederhana, seperti Orang Tua dan Lautan?”

“Mengapa kau senang lagu seperti itu? Aku tidak mengerti. Bikin pusing.”

Bila Nadi sedang malas berpikir, ia akan menjawab dengan asal-asalan. Puhtir akan merajuk. Nadi akan membujuknya. Lalu Puhtir kembali bertanya. Terus begitu. Namun tak pernah mereka berdua merasa jemu. Tidak ada lagi yang bisa memisahkan mereka. Tinggal menunggu waktu kedua sejoli itu melangkah ke arah yang lebih jauh, masuk dalam bahtera rumah tangga. Tinggal menunggu waktu, kata-kata cinta keluar dari mulut mereka, meskipun keduanya tampak tidak membutuhkan itu, sebab mereka lebih senang semua berlaku tanpa embel-embel kata, sebab kata-kata sering kali menyempitkan makna, dan makna cinta terlalu besar untuk diemban dua-tiga kata, atau ribuan majas.

Yang ada hanya ada ketetapan hati. Nadi mematrikan janji di dalam dirinya; pertemuan selanjutnya, saat suasana duka pada keluarga Benediktus sudah meraib, dan Santo sudah kembali baikan dengan Benediktus, Nadi akan melamar Puhtir. Tidak ada lagi yang perlu dipertanyakan. Ya, tidak apa-apa diundur kali ini. Ia ingin peristiwa indah itu terjadi dalam suasana begitu damai. Sakai tinggal selangkah lagi menjadi rumahnya, secara de facto maupun de jure. Secara hati maupun secara status diri.

Setelah seminggu di Sakai, Nadi memutuskan untuk kembali ke Pontianak dalam dua hari lagi.

Kehadiran di Sakai kali ini tampaknya akan berakhir bahagia, seperti biasanya, andai berita buruk itu tidak datang.

Lihat selengkapnya