Dari ANRES untuk SHENA

Devi Jum'atika
Chapter #7

Penyanyi Kafe

"Shen, Kakak pulang," teriak Leon sembari buru-buru melepas sepatunya karena tidak sabar ingin bertemu dengan adiknya itu.

Mendengar panggilan Leon, Shena langsung menghampiri ke arah sumber suara. Mau saat Shena lagi tidur, mau  Shena lagi masak, mau Shena lagi buang hajat, pokoknya ia tidak  pernah melewatkan panggilan  kepulangan Leon itu. Kali ini Shena baru selesai mandi sore.

"Kak Leon, bentar lagi ya. Shena baru selesai mandi! Shena udah siapin makan di meja buat Kak Leon. Tadi Shena ngutang dulu sama Bu Ida," teriak Shena dari dalam kamar.

Leon tersenyum melihat kelakuan adik semata wayangnya itu. "Terus Bu Ida bilang apa?" tanya Leon dibalik pintu kamar Shena.

"Biasa Kak. Gali lobang tutup lobang, hutang kemarin belum lunas, eh malah ngutang lagi." Shena bernyanyi seperti Bu Ida biasanya.

Kedua kakak beradik itu saling  menertawai hidup mereka sendiri. Setiap gajian, Leon tidak pernah lupa untuk melunasi hutang-hutangnya, tapi tidak pernah absen juga untuk berhutang kembali. Untung, Bu Ida baik hati mau mengizinkan mereka untuk berhutang, tapi kadang ada keselnya juga kala Leon tidak bisa membayar hutang karena uang gaji digunakan untuk keperluan mendesak.

Shena membuka pintu kamar, tapi Leon hilang jejak. Ternyata, setelah disusul ke dapur, ia sedang melahap makanan  yang dibuatkan oleh Shena. Ada gado-gado+sambal dan sayuran kangkung kesukaan Leon.

"Ini apa, Kak?" tanya Shena saat tahu ada kantong kresek merah diatas meja.

"Es krim," sahut Leon.

Shena langsung membuka kantong kresek yang berisikan es krim rasa strawberry dan coklat masing-masing dua buah. Pembagiannya gampang, masing-masing Leon dan Shena mendapatkan  satu buah es krim rasa strawberry dan satu buah es krim rasa coklat. Adil kan!

Shena mengeluarkan es krim mangkok yang harganya 5000 satunya, jadi total belanjaan Leon sore itu 20.000. "Ini untuk Shena dan dua lagi untuk Kak Leon," ucap Shena seraya membagi es krim itu ke Leon.

"Kakak lagi sakit gigi. Jadi, semua es krimnya untuk kamu."

Shena menatap tajam kedua bola mata Leon. "Kak Leon lagi nggak bohong kan?"

Leon menggelengkan kepalanya pelan. "Coba ambil senter," pinta Leon.

"Buat apa, Kak?"

"Katanya kamu nggak percaya kalau kakak lagi sakit gigi, ya udah lihat aja sendiri sedalem apa lobang giginya," ucap Leon lalu diakhiri dengan tawa.

"Ih, Kak Leon. Enggak lucu tahu nggak!"

"Buktinya, kamu ketawa. Berarti lucu kan!"

Shena menepuk punggung Leon spontan. Alhasil, gado-gado yang ada di mulut Leon keluar dari mulut dan masuk lagi  ke dalam piring makan Leon. Keduanya, sempat terdiam satu sama lain. Lalu, merasakan mual yang hebat.

"Kak Leon jorok banget sih! iyuhh! decak Shena kesal keluar rumah.

Para tetangga yang lewat di depan rumah Shena bertanya-tanya. "Kenapa, Shen?"

Lihat selengkapnya