"Lo nggak pergi?" tanya Shena.
Anres masih senyum-senyum sendiri, membuat Shena beranggapan kalau cowok yang sering mengganggunya itu sedikit gila. Bahkan Shena beberapa kali memanggilnya, ia tetap tidak menyahut.
"Emang agak-agak nih orang!"
Shena meninggalkan UKS tanpa memberitahu Anres yang masih duduk manis di kursi. Ia tidak peduli kalau Anres tidak masuk kelas, biasanya juga pasti tidak diizinkan lagi kalau sudah terlalu lama berada diluar kelas.
"Shena Anindia Balqis, welcome to my journey." Anres menerbitkan senyum manis, seiring beranjak dari kursi.
Sekarang gilirannya yang keluar dari UKS. Tidak apa-apa jika Shena sudah pergi duluan, yang terpenting secuil perhatian Shena sudah ia dapatkan. Kini ia harus fokus ke rintangan-rintangan selanjutnya.
****
Hampir seluruh siswa sudah berada di kantin untuk memesan makanan dan minuman, termasuk Shena dan Bela. Tiba-tiba saja, dua sosok mahluk aneh datang menghampiri Shena dan Bela yang sedang sibuk mengobrol. Mereka langsung duduk tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Kedatangan kedua sejoli itu sebenarnya bermaksud untuk mengajak Shena dan Bela makan malam di restoran bintang lima, sebagaimana janji Angga pada saat jam pelajaran olahraga kemarin, dimana Angga berjanji akan mentraktir Anres dan Shena jika memenangkan permainan olahraga itu.
"Kalian berdua nggak capek ya? Selalu ngikutin kita berdua!"
Anres dan Angga serentak menggelengkan kepalanya. "Itulah namanya perjuangan, tidak kenal yang namanya lelah! Iya nggak, Res?" sambung Angga.
"Iya dong. Kata pahlawan terdahulu, sampai titik darah penghabisan!" Anres melanjutkan.
"Terserah kalian berdua, lama-lama juga capek sendiri!"
"Shen, gue mau nanya sesuatu boleh?" tanya Angga menyela omongan Bela.
Shena mengangguk pertanda mengiyakannya. Shena memang kadang kesal dengan Angga karena selalu mengikuti Anres, si tukang pembuat onar. Katanya sih, sebagai balas budi sewaktu Angga terlambat di hari pertama sekolah dulu. Kan, Anres yang menolongnya dari amukan senior. Makanya, tidak heran mereka bisa berteman akrab hingga sekarang.
"Gue enggak mau berdosa, Shen. Jadi, gue harus tepatin janji gue buat traktir sang juara satu waktu kelas olahraga kemarin. Kan gue janji mau traktir kalian makan di restoran bintang lima. Kira-kira lo maunya kapan?"
Shena memang sempat mendengar teriakan Angga sewaktu kelas olahraga, tapi Shena menganggap itu hanya lawakan semata untuk menyemangati mereka. Namun, ternyata benar adanya. Angga memang mau menepati janjinya.
"Gue nggak punya waktu, kalau kalian mau pergi silahkan!"
"Please, Shen. Bela juga boleh ikut kok, jadi kayak double date gitu. Hehehe. Mumpung gue lagi baik nih," rayu Angga.