Semua orang berbondong-bondong melihat keributan apa yang terjadi di kelas para siswa pintar itu.
Anres dan Angga tak kalah cepat berlari dari para siswa setelah mendapat kabar dari salah satu siswa kalau Bela dan Cindi bertengkar.
Akhirnya, Anres dan Angga menengahi keduanya. Keributan berhasil diatasi, tapi panggilan ke ruang kepala sekolah dari Pak Wawan tetap berlaku bagi siswa yang membuat keributan.
PLAKKK
Tongkat ajaib Pak Wawan mengusik pendengaran saking kuatnya pukulan ke tembok kelas.
"Bela, Cindi! Ikut saya! Cepat!"
Shena tampak khawatir dengan Bela karena penyebab awalnya keributan itu sebenarnya adalah dirinya. Namun, sorot mata Bela memintanya untuk tetap tenang.
"Bel," panggil Shena lembut.
Sahabatnya itu hanya memberikan seulas senyum manis, lalu berjalan mengekori Pak Wawan. Meski begitu, tatapan mengerikan dari keduanya masih melekat kuat hingga mereka duduk menghadap kepala sekolah yang notabene-nya adalah orang tua Cindi sendiri.
Anres menghampiri Shena yang terduduk di kursinya. "Shen, lo nggak apa-apa? Mereka kenapa bisa ribut?" tanya Anres.
"Gara-gara gue, Res. Cindi nyindir gue tadi, terus dilabrak sama Bela karena dia nggak terima kalau gue di sindir sama Cindi," jelas Shena bernada sedih dan bingung.
"Bener-bener tuh cewek! Gila kali ya." Giliran Anres yang ingin melabrak ke ruang kepala sekolah, tapi di cegah Shena. Hal itu justru akan memperumit masalah. Anres mengerti, tapi dia juga tidak mau diam.
Bel masuk berbunyi, semua siswa sudah bubar seiring perginya Bela dan Cindi.
"Gue harus ke ruang kepala sekolah. Biar bagaimanapun gue yang bertanggung jawab dengan keributan itu," ucap Shena lalu beranjak dari kursi.
Anres ingin menyusul Shena, tapi di cegah oleh Angga.
"Biarin Shena selesaikan masalahnya sendiri, Res. Kalau lo ikut campur yang ada Shena yang akan kena imbasnya. Dia harus mempertahankan beasiswanya," saran Angga.
"Tapi Ngga..."
"Udah, percaya aja sama Shena. Kan lo tahu dia bagaimana." Angga melanjutkan. Mereka juga akhirnya masuk ke kelas dengan perasaan khawatir.
Tok tok tok
"Masuk."
Shena menampakkan dirinya di hadapan Pak Sanjaya, selaku kepala sekolah SMA TUNAS BANGSA.