Akhirnya hari keberangkatan pun tiba, kami berempat berangkat menuju Jakarta. Kombinasi sempurna antara senang, gugup, sekaligus deg-degan. Rasanya nano-nano!
Tergesa-gesa melangkah menuju counter check-in, mengurus bagasi milik kami bertiga, sedangkan seorang teman yang sudah datang terlebih dulu, selesai check-in. Boarding pass sudah ada dalam genggaman. Kami berempat menuju ruang tunggu. Begitu masuk pesawat, perasaan lega menghinggapiku. Perjalanan yang penuh warna tentunya, karena aku pergi tak seorang diri, ibuku yang sudah memasuki usia kepala enam turut serta, selain itu dua orang ibu juga bergabung dalam perjalanan ini.
Sebelumnya mereka berdua kutawarkan untuk memilih apakah mau bareng aku yang ternyata mendadak berangkat lebih awal, tiga hari lebih cepat dari jadwal semula, atau mereka berangkat berdua saja pada jadwal keberangkatan sesuai rencana semula. Aku dan ibuku disarankan, lebih tepatnya dirayu supaya berangkat ke Jakarta lebih cepat, karena ingin ada waktu lebih lama bersama keluarga sebelum berangkat ke Turki. Perubahan itu terpikirkan lima hari sebelum keberangkatan ke Jakarta. Ternyata dua orang ibu tersebut memilih berangkat dengan kami berdua, bagaimanapun kondisinya. Aku berempat bersama tiga orang ibu yang tak lagi muda. Tentunya harus lebih teliti dalam mengurus perlengkapan. Berangkat berempat, penerbangan dari Banyuwangi menuju Jakarta memakan waktu 1 jam 35 menit.
Duduk di kursi pesawat, aku mengingat beberapa jam sebelumnya. Bangun pagi disibukkan dengan visa Turki, yang berujung meminta bantuan salah satu teman yang juga akan pergi ke Turki, untuk mengurusnya. Setelah urusan visa beres, aku harus pergi ke tempat berkumpulnya orang-orang berjas putih, untuk memeriksakan diri. Lima hari sebelum berangkat, terasa ada yang tak beres dengan kondisi kesehatanku. Tak kunjung membaik, aku mulai dilanda panik. Siapapun tak ingin melakukan perjalanan dalam kondisi sakit.
Teringat pula saat sepulang dari rumah sakit, muncul pemberitahuan di grup WhatsApp tentang berkas tambahan yang harus dibawa. Memang masih empat hari sebelum tanggal keberangkatan menuju Turki, Masih banyak waktu bagi teman-teman, tapi tidak bagiku. Karena keterbatasan waktu terbesitlah ide minta bantuan salah satu kakakku untuk mencetaknya, nantinya tinggal diberikan padaku saat kami bertemu di Jakarta.