Mendarat di Bandara Istanbul, singgah sebentar di Istanbul, yang dulu bernama Constantinople. Kami yang baru pertama kali menjejakkan kaki di Turki hanya mengekor dua orang teman yang telah beberapa kali ke negara ini. Dua orang tersebut begitu serius mengurus berbagai keperluan termasuk komunikasi dengan seseorang yang akan menjemput kami, sedangkan aku dan lainnya tak banyak membantu, hanya bisa diam. Tak lama kemudian pengemudi tersebut tiba.
Mobil meluncur menuju hotel yang berjarak sekitar 33 kilometer dari bandara. Hotel ini berlokasi di distrik Fatih.
Begitu tiba, saat mendapat akses internet, kami langsung sibuk dengan smartphone masing-masing. Seketika punyaku berbunyi, muncul notifikasi di beberapa aplikasi, deretan pesan belum terbaca berbaris memenuhi WhatsApp-ku. Kubuka grup Keluarga, pesan bersambung bagai rangkaian gerbong kereta api, membahas tentang keberangkatan kami tadi malam.
Tak jauh dari tempat aku duduk, tiga ibu menelepon keluarganya, suasana berubah riuh serasa di pasar. Sedangkan aku dalam diam membagikan sebuah foto di grup WhatsApp keluarga, disertai takarir (caption) empat kata. Seketika suasana grup tak kalah ramai, hanya saja berupa rangkaian kata dan emoji. Aku yang mengambil tempat di salah satu sudut tempat parkir mobil sempat cekikikan begitu membaca respon bersahutan dari mereka. Untungnya tak disadari oleh orang - orang di sekitarku, sehingga tak mengundang perhatian karena situasinya aku tertawa sendirian.