Dari Naya Untuk Naya

Zsa Zsa Eki Liztyasari
Chapter #2

BAB 2 KESEMPATAN KEDUA

“Nay, nduk kamu gapapa?” Pak Dana memanggilku. Aku terkesiap.

 

 

“Kamu kenapa kok kayak tegang gitu?”

 

“Oh, gapapa Pak, kukira ada yang kelupaan buat dibawa pulang, ternyata uda kubawa semua,” dalihku, lantas memakan nasi bungkus.

 

Syukurlah, berkat Pak Dana aku tidak terbawa oleh gelombang hitam. Tapi aku masih merasa gelisah. Ah, lupakan mungkin hanya perasaanku saja.

 

Hari sudah menjelang sore, matahari yang kelelahan mulai terbenam. Sebentar lagi waktuku pulang. Tapi belum ada WA dari papa. Setiap kali pulang ke Pasuruan Papa selalu menjemputku, padahal sudah berkali-kali kukatakan aku bisa naik bis. Tapi pria paruh baya itu, tetap bersikeras. Sambil menunggu Papa aku mengecek ulang barang bawaanku.

 

“Nay, aku pulang duluan ya,” kata Pak Dana.

 

“Ok, Pak ati-ati.”

 

“Oy, jangan lupa oleh-oleh,” kini Angga yang angkat bicara.

 

“Alah, paling cuma akal-akalanmu aja biar dapet jajan gratis to?” sahut Pak Arif.

 

“Dia enak, pulang kampung habis gajian,”

 

“Hah, dia pulang sebulan sekali, lah, kamu PP tiap hari dasar bocah,” Pak Arif menjewer telinga Angga aku tertawa melihat Angga yang mengaduh.

 

Terdengar notif dari ponselku, ternyata dari papa.

 

“Aku pulang dulu ya, papa uda di bawah.”

 

“Oke, Nay ati-ati yaa, dah kamu keluar sana urus customer-mu,” jawab Pak Arif sembari menunjuk customer yang baru saja datang pada Angga. Aku meraih tas berjalan cepat meninggalkan toko.

 

Aku sudah berada di luar mall, menoleh kesana-kemari mencari papa. Ternyata ia menunggu di pinggir jalan. Aku memanggilnya tapi tidak ada respon. Kudekati dan ternyata telinganya dipasang headset. Ekor matanya melihatku, papa tersenyum.

 

“Bentar, tunggu lagunya selese dulu ya Nay,” sahut papa. Aku menaruh tasku di sepeda motor dan duduk di pinggir jalan menunggu papa.

 

Jarinya yang keriput, lihai menyentuh layar ponsel. Dengan gerakan tangkas, ia melepas headset, menggulungnya rapi lalu di simpan di tasnya.

 

Lihat selengkapnya