“Baik, hari ini PI pusat akan dimulai. Tim dari kantor pusat Jakarta uda Dateng. Mereka uda mulai PI di Royal Mall tadi jam 7, selesainya akan di lanjut di toko kita. Toko akan di tutup sementara dan pastikan semua price tag ada di luar untuk memudahkan proses PI. Nantinya setiap anak akan mendampingi orang dari tim pusat untuk pengecekan. Mungkin dari Pak Arif ada yang mau ditambahkan?”
“Kira-kira tim pusat sampai sini agak siang. Kalian sempatkan dulu makan, karena proses PI bisa sampai malem. Semoga nanti total lost item ga bertambah dari jumlah yang sudah kita hitung sebelumnya. Uda itu aja, sekarang gantian makan dulu.”
Sangking berdebarnya semalaman aku tidak bisa tidur. Aku sudah menyisihkan uang tabunganku untuk berjaga-jaga semoga saja cukup.
Tim PI sudah datang. Satu tim beranggotakan 5 orang, 4 orang berusia rentang 20-30 tahun dan yang paling senior sekitar pertengahan 40 tahun. Semuanya laki-laki, mereka ramah dan cekatan. Mengeluarkan alat scan khusus yang kata Pak Arif harganya diperkirakan mencapai dua digit. Kami mulai berpencar, masing-masing dari kami didampingi oleh satu orang dari tim.
Proses scan hanya membutuh ya waktu sekitar satu setengah jam. Data scan tadi dimasukkan dalam komputer kemudian di compare dengan stok yang ada di toko. Dari situ kita bisa melihat angka perbedaannya. Perbedaan ini bisa terjadi karena macam-macam hal seperti, penukaran size setelah dilakukannya transaksi, barang hilang, barcode error atau terlewat saat proses scan. Dari situ barulah dimulai pengecekan secara manual yang juga didampingi oleh tim pusat sebagai bukti bahwa barangnya sudah klop, kemudian data minus atau plus yang ada di komputer dirubah mengikuti acuan data setelah proses pengecekan manual.
Kawan dalam satu toko bisa mencakup ribuan selling item, dalam proses PI, seluruh barang akan di cek tanpa terkecuali. Biasanya aku yang melakukan pengecekan satu sampai dua brand sehari bisa selesai dalam waktu singkat kali aku memegang kertas berlembar-lembar laksana kisi-kisi ujian nasional.
Beberapa barang yang sudah dipastikan tidak ada sudah dicoret. Kemudian kami melanjutkan pengecekan. Mataku sampai perih melihat lembaran-lembaran yang tidak ada habisnya, perutku juga dengan tidak tau malunya meraung-raung minta makan karena dari tadi pagi hanya terisi pentol 5 ribuan.
Di lain sisi ada Angga dan Dani yang keringatnya sudah berpeluh-peluh terlihat lesu dan sama laparnya sepertiku. Pengecekan selesai tak lama setelah azan Isya berkumandang. Toko kembali dibuka, karena weekday dan kami hampir tutup seharian hanya berhasil melakukan 5 transaksi saja. Kami yang kewalahan masih berdebar menunggu hasil karena ada tiga potong apparel yang minus diluar hasil pengecekan kami bukan lalu.
Tepat pukul 8 tim pusat berpamitan, Pak Arif dan Pak Dana kembali mengumpulkan kami.
“Untuk semuanya, terima kasih atas kerja kerasnya hari ini, bahkan sedari bulan kemarin, kita udah sibuk banget sama kerjaan yang numpuk dari pengecekan, ganti harga, promo, juga penataan ulang display. PI hari ini berjalan lancar, seperti yang kita tahu lost item di toko kita cukup banyak dan tadi saat pengecekan juga ditemukan 3 potong apparel yang lost. Saya dan Pak Dana sudah pegang hasil PI sementara karena nantinya akan dicocokkan lagi dengan data dari pusat, yang ditakutkan adalah ada beberapa item yang harusnya milik toko kita tapi malah ga masuk di data toko. Biasanya penyebabnya dari proses pengiriman barang atau dari PI sebelumnya. Ini salah satu faktor yang menyebabkan membengkaknya angka ganti rugi. Semoga angka sementara ini sudah fix, uang tabungan toko nantinya juga dipakai untuk meringankan ganti rugi. Cukup dari saya ada yang mau ditambahkan Pak Dana?”
“Sudah cukup, saya juga terima kasih kepada teman-teman atas kerja kerasnya hari ini, tadi Naya juga perutnya sudah ga bisa dikondisikan.” Wajahku memerah tak sanggup berkomentar, sedangkan yang lain tergelak.