Berdasarkan daftar nama, kepala toko pengganti Pak Arif bernama Rahayu Ning Tyas. Dari informasi yang didapatkan dari Intel Pak Dana, ia adalah seorang wanita berusia 25 tahun, sudah bekerja selama 2 tahun, terakhir menjaga Go Sport di Sidoarjo, “Tabiatnya seperti penyihir,” begitu kata Pak Dana.
Pria kalem itu memijit pangkal hidungnya, ia sekali lagi harus berurusan dengan makhluk dari dunia lain. Jiwanya yang sebelumnya tenang karena mendapat partner yang pengertian dan bisa diajak kerjasama ternyata tak berlangsung lama.
Hari ini Rahayu Ning Tyas datang. Terlihat buru-buru lantaran telat 3 menit lagi dia akan terlambat, terlambat artinya tidak dibayar. Basi-basi selamat datang dimulai dengan sangat bermartabat oleh Pak Dana, wanita itu mencoba menanggapinya selagi memoles bedak. Pembicaraan langsung menuju topik berat seperti: berapa lost item toko, Bagaimana sales hariannya, penataan gudang bagaimana, kerjaan apa yang belum kelar. Nyatanya, di pikiran wanita berusia 25 tahun itu hanyalah tentang fulus. Ia budak rupiah, ambisinya menyala berkobar. Pak Dana yang sudah paham karakteristiknya memilih bicara seperlunya.
Pak Dana yang seorang senior ingin mencontohkan tabiat baik pada staf-stafnya. Ia mengumpulkan kami untuk untuk sesi perkenalan, “Panggil Ayu aja.” Begitu pekiknya.
Aku yang sudah berlangganan apes, mendapat kehormatan menghabiskan shift pertama dengan Mba Ayu. Perkenalan manis tadi tak bertahan lama. Agaknya ia alergi melihatku yang menganggur. Padahal aku sedang mengecek apa saja yang perlu direfill.
“Namamu Naya kan?”
“Iya ada apa Mba?”
“Gudangmu berantakan, sekarang kamu tata ya.”
“Bagian mana yang berantakan Mba?” tanyaku tak paham.
“Ya semua, mulai dari sepatu dulu. Kamu urut berdasarkan abjad biar gampang kalo cari.”