Aku dan kamu sama, saling mencinta. Namun, bagaimana jika Tuhan menyuruh semestanya untuk tidak memberi restu untuk kita?
___
Dunia Raina hancur bersamaan dengan berita jatuhnya pesawat yang ditumpangi oleh Reiner. Untuk melihat kembali dunia saja, Raina rasanya tidak sanggup lagi bagaimana nasibnya nanti.
Bukan perihal cinta itu buta. Bukan pula Raina yang sudah diperbudak oleh perasaannya ke Reiner.
Namun, kenyataannya adalah Raina amat mencintai Reiner.
Tuhan memang nomor satu, tetapi Reiner yang membuat Raina merasa hidup di dunia kelamnya. Ketika orang tuanya selalu pergi keliling dunia, Reiner lah yang memberikan segala dunianya untuk Raina. Saat banyak yang tidak sependapat dengan Raina, hanya Reiner yang selalu berada di pihaknya.
Selain itu, ada banyak hal lain yang semakin membuat Raina tidak mampu melepaskan Reiner dari hidupnya. Bahkan, jika Tuhan mengambilnya, lebih baik Raina ikut bersama Reiner.
Memang sebesar itu perasaan Raina untuk Reiner.
"Na ...," panggil Raina dengan suaranya yang serak sehabis menangis. Sekarang ia sedang berbicara dengan Nana via ponsel.
"Iya, Rain. Elo udah ketemu Reiner di bandara? Ngomong-ngomong suara elo kenapa?"
"Na ...." Raina tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Alhasil, ia kembali terisak.
"Rain? Elo nangis? Ada apa? Elo lagi sama Reiner, kan?" tanya Nana terdengar panik.
"Pesawat Reiner kecelakaan, Na," jawab Raina sesenggukan. Ia harus menutup mulutnya jika tidak ingin suara tangisnya menggelegar ke penjuru bandara.
"Ya, ampun! Rain, Rain, dengerin gue, ya. Sekarang elo tenang. Elo diem aja di situ, ya. Sekarang juga gue ke bandara. Pokoknya elo enggak boleh ke mana-mana. Oke?" titah Nana yang tahu betul bagaimana keadaan Raina jika gadis itu menangis seperti ini.
"Iya, Na."
Dengan lemas, Raina memutus panggilan. Ia kini tengah terduduk di tempat sebelumnya ketika menunggu kedatangan pesawat yang ditumpangi Reiner. Di keadaan sekitarnya semakin ramai lantaran keluarga korban yang juga baru berdatangan akibat berita duka tersebut.
Raina menangis tanpa henti. Suara bising yang mendominasi ruangan membuatnya ingin berteriak sekuat mungkin.
Bagaimana hidupnya setelah ini? Hanya Reiner yang bisa memahami segala hal tentang dirinya. Hanya cowok itu yang selalu menghargai dan memberikan kasih sayang setiap detiknya.
Sekitar dua jam berlangsung, Nana datang dengan berlari ke arah Raina, memeluknya.
"Na ...." Hanya itu yang bisa tersebut dari bibirnya Raina untuk saat ini. Gadis itu tidak bisa berhenti menghalangi air yang terus berjatuhan ke pipinya.
"Sabar, ya, Rain. Sekarang kita pulang dulu. Kita tunggu berita selanjutnya," ujar Nana melepas pelukan.
Raina menggeleng pelan dengan wajah memelas. "Enggak, Na. Kalo tiba-tiba Reiner dateng terus gue enggak ada, gimana?"
Nana memegang kedua bahu Raina untuk ditegakan. "Rain, dengerin gue, ya. Elo harus sadar. Enggak ada gunanya elo terus di sini. Elo harus pulang. Gue yang nanti cari tahu selanjutnya tentang berita kecelakaan pesawat ini. Udah enggak ada yang bisa elo lakuin di sini. Oke?"
Raina menarik tubuhnya ke bawah, berjongkok. Lalu menenggelamkan wajah di atas lipatan kedua tangannya di atas lutut.
Raina terus sesenggukan sehingga tubuhnya semakin lemas dan harus terjatuh ke lantai. Gadis itu tidak sadarkan diri.
Nana terkejut dan panik. "Raina!"
_____
Sekitar 2 tahun yang lalu.
Walaupun ada banyak siswa/i yang mendukung hubungan Raina dan Reiner, ternyata tidak sedikit pula yang muak dengan hubungan mereka berdua.
Terlalu lebay, pamer, dan selalu berdua di manapun sudut sekolah. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab sebagian siswa/i itu merasa kesal dan marah pada hubungan tersebut, atau lebih tepatnya dengan Raina.
Sebab, sejak Reiner menjadi ketua OSIS di kelas sebelas, hampir semua siswi menyukainya. Jadi bisa dipastikan, banyak kebencian pada Raina karena sudah merebut Reiner dari mereka.
Contohnya sekarang, Raina tidak bisa membuka pintu toilet setelah selesai menuntaskan 'keinginannya'. Lalu ada sebuah gumpalan kertas yang terlempar dari atas ke arahnya.
Ini akibat elo yang udah pacaran sama Reiner! Kalo enggak mau hidup elo di sekolah terancam, mendingan elo putus dari Reiner! Paham?! Dasar cewek kecentilan!
Setelah membaca tulisan di kertas, Raina mencengkram kuat kertas yang sudah lecek itu.