Dari Sebuah Impian

Eddy Tetuko
Chapter #1

Horor Dalam Pesawat


Di dalam pesawat terbang dua orang penumpang duduk berdampingan sedang berbincang.

"Pernahkah kamu membayangkan di saat kita berdua sedang terbang di ketinggian seperti ini, tiba-tiba semua penumpang tidak sadarkan diri. Termasuk ke dua pilot, juga ke lima pramugari?"

"Termasuk kita berdua?"

"Terkecuali."

"Maksudnya?"

"Hanya salah satu, diantara kita saja yang masih sadar!"

"Whats ? .... Kamu sedang bermimpi, ya?"

Percakapan barusan diantara ke dua penumpang, Odi dengan Devara, terjadi tiga bulan yang lalu, di saat keduanya sedang terbang menggunakan pesawat Boeing 737, berangkat dari Balikpapan akan menuju Jakarta. Sepertinya hanya bercanda saja.

Bukan sekedar candaan atau impian belaka .... Ternyata, benar-benar sungguh terjadi!

"You are,what you think" (Kamu adalah apa yang Kamu pikirkan)

Sepenggal kalimat itu tidak mengada- ngada, akan terbukti dalam kisah nyata ini .... "Dari Sebuah Mimpi."

****

Dalam keremangan cahaya lampu kabin pesawat Boeing 737, baru saja terjadi suatu peristiwa mengerikan, menimpa seluruh penumpang.

Kejadian ini tidak disadari oleh salah seorang penumpang yang sejak tadi tertidur lelap.

Pesawat ini baru saja bertolak dari bandara Sepinggan akan menuju Jakarta dengan membawa 130 penumpang. Sudah termasuk lima pramugari, Dita, Shela, Bela, serta Anggi, dan Shinta.

Ke lima pramugari itu baru saja selesai bertugas melayani penumpang dari Medan menuju Balikpapan, dengan pesawat yang sama.

Setelah transit beberapa saat di bandara Sepinggan, akan terbang kembali menuju Jakarta.

Di dalam pesawat telah dipenuhi penumpang. Selain penumpang dalam negeri, terdapat juga puluhan penumpang warga negara asing dari berbagai belahan dunia, berada dalam pesawat ini. Mereka adalah para expatriat yang bekerja di Kalimantan.

Sesuai dengan dokument manifest penerbangan, jumlah penumpang pesawat tercatat 130 orang, tidak ada kursi yang kosong satu pun.

Komandan pesawat dalam penerbangan ini dipercayakan kepada Kapten Penerbang Adi Nugroho. Dibantu oleh Rio Sudibyo sebagai Co. Pilot.

Kapten Penerbang Adi Nugroho lulusan sekolah penerbangan di luar negeri, telah mengantongi lebih dari 1000 jam terbang. Satu bulan yang lalu dipromosikan menjadi Kapten penerbang pesawat Boeing 737.

Sedang Co.Pilot Adi Nugroho lulusan sekolah penerbang di Curug, dua tahun yang lalu. Jam terbang dimiliknya mengantarkannya menduduki jabatan sebagai Co. Pilot untuk jenis pesawat berbadan besar.

Saat ini mendampingi Kapten Pilot Adi Nugroho, beserta ke lima pramugari.

Kapten Pilot Adi Nugoho beserta seluruh awak pesawat, tidak mengira sama sekali penerbangan kali ini, bakal berakhir dengan tragedi memilukan!

Sudah satu jam mengudara penerbangan masih berjalan normal. Sebagian penumpang ada juga yang sedang tertidur, sebagian lainnya menikmati sajian hiburan di layar monitor tv tersedia di depan bangku masing-masing.

Tiba-tiba saja terjadi guncangan hebat di dalam pesawat, sepertinya baru saja menabrak gumpalan awan putih raksasa di depannya.

Membuat Odi terbangun seketika, hampir saja terlompat dari tempat duduknya. Merasa terganggu dari tidur pulasnya, seperti ada yang mendorongnya dari belakang dengan paksa .... Ada apa ini?

Sejenak kemudian hening, sunyi senyap. Hanya suara deru mesin pesawat terdengar.

Ada sesuatu yang aneh dirasakannya.

Suasana di dalam pesawat tidak seperti biasanya, tidak ada suara penumpang berinteraksi satu dengan yang lainnya, dari begitu banyaknya manusia di dalam pesawat ini.

Padahal baru saja merasakan goncangan keras dalam pesawat tadi. Kenapa tidak ada penumpang yang terbangun?

Tidak juga melihat pramugari hilir mudik seperti biasanya. Seharusnya sudah merapikan sisa-sisa makanan sejak tadi.

Melihat ke dua penumpang berada disampingnya sedang tertidur. Kotak makanan miliknya sudah ada di depan meja nampan. Masih utuh, belum dibuka sama sekali.

Sedang kotak makanan milik ke dua penumpang disebelahnya sudah terbuka semua. Isi kue dan roti dalam kotak kardus belum tersentuh.

Menyisakan puding dalam wadah mangkok plastik, sudah tumpah tidak karuan, sampai mengotori pakaian ke dua penumpang disampingnya.

Merasa curiga dengan yang barusan dilihatnya. Mencoba berdiri menengok ke depan, dan belakang. Melihat pemandangan membuat bulu kuduk meregang seketika.

Bagaimana tidak, semua penumpang dilihatnya tidak ada yang bergerak sama sekali. Mungkinkah semua penumpang tertidur semuanya?

Biasanya tidak begitu, seharusnya ada beberapa penumpang yang terbangun. Tapi ini tidak ada sama sekali.

Layar monitor tv di depan bangku masing-masing penumpang sebagian besar masih menyala semua. Menampilkan video musik dan film. Tapi tidak terdengar suaranya hanya gambarnya saja yang terlihat. Layaknya sedang menonton film bisu.

Lampu dalam kabin menyala remang-remang. Suara deru mesin begitu mengintimidasi, semakin menambah suasana mencekam dalam pesawat.

Rasa takut menjalar sekujur tubuh, mulai merinding. Tempat duduknya terasa panas dirasakan, ingin segera beranjak dari tempat ini, tapi terhalang kedua penumpang disampingnya.

Pasti ada sesuatu yang terjadi, kenapa goncangan pesawat tadi tidak membuat mereka terbangun?

Lihat selengkapnya