Dari Sebuah Impian

Eddy Tetuko
Chapter #2

Menuju Bandara Sepinggan


Bontang sebuah kota di provinsi Kalimantan Timur, dijuluki sebagai kota Dubai, seluas 497,57 Kilo meter persegi. Berjarak 120 Km dari kota Samarinda.

Kotanya tidak begitu luas namun  menjadi terkenal dengan berdirinya beberapa perusahaan Internasional berkelas dunia. Antara lain Perusahaan Gas Alam Badak. NGL) Pupuk Kaltim, Indominco Mandiri Batu Bara. 

Dikenal juga dengan Club Sepak Bola Bontang FC, Serta kelompok Marching Band Bontang PKT, sudah melanglang buana ke berbagai negara.

Di Bontang inilah Odi bekerja di perusahaan kontraktor batu bara. Setelah sebelumnya bekerja di Tanjung Selor, sama-sama di Kalimantan. 

Baru pertama kalinya bekerja di Bontang, agak sedikit kesulitan pada awalnya dikarenakan karyawan di sini tidak menyukai staff kiriman dari pusat. 

Sebenarjya sama saja, ditempat lain juga begitu. Tergantung bagaimana kita bisa menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Seandainya kita bisa mengambil hati orang lokal di sini, lambat laun mereka akan menerima kita dengan baik.

Bekerja di luar daerah, apa lagi ditempat yang keras penuh dengan tekanan seperti di Kalimantan ini. Butuh nyali dan keberanian extra

Di Bontang ini banyak pendatang dari Bugis Sulawesi. Riwayat Kota Bontang tidak dapat dilepaskan dari kedatangan orang-orang Bugis ke daerah tersebut. Mereka sudah lama menetap di Bontang ini, bahkan sudah ratusan tahun yang lalu.

Jadi tidak heran kota Bontang didominasi orang Bugis, dalam bidang perdagangan, pemerintahan, pekerjaan proyek, dan pekerjaan lainnya. Mereka masih mempertahankan identitas etnik mereka. Sering mengadakan ritual dan pesta laut yang menjadi ciri khas nelayan Bugis.

 Sudah ada orang Bugis yang menyatakan kalau mereka adalah orang Bontang menggunakan bahasa Bontang (Melayu Bontang), khususnya sudah terasa di generasi muda. 

Meskipun demikian, orang Bugis telah membangun ikatan transteritorial yang mempersatukan orang-orang Bugis dari berbagai daerah di Kalimantan dan bahkan seluruh Indonesia.

Selain itu di Bontang juga terdapat sekumpulan orang dari sukuToraja. Kebanyakan mereka tinggal di Kanaan, salah satu kelurahan kecamatan Bontang barat. 

Keragaman suku dan etnik di Bontang ini terjaga dengan baik, saling menghargai satu dengan yang lainnya.

Tidak terasa sudah dua bulan lamanya bertugas di Bontang, saatnya kembali ke pulang sesuai jadwal cuti, akan dijalani selama dua mnggu. Kemudian nantinya kembali lagi ke Bintang.

Besok pagi sekali akan menuju Jakarta menggunakan pesawat Boeing 737, melalui bandara Sepinggan Balikpapan. Odi memang tinggal di Jakarta. 

Jam empat pagi subuh, kabut terlihat masih menyelimuti jalanan aspal, menyisakan rasa kantuk belum reda. Selalu begitu berangkat ke bandara waktunya orang masih tidur lelap.

Semua barang penting telah dimasukkanya ke dalam tas jinjing, seperti laptop, charger, dan pakaian secukupnya. Tidak lupa membawa beberapa buah masker dibawanya juga.

Kali ini tidak pergi sendirian sudah janjian akan berlibur bersama bersama teman baik, Devara namanya. Tapi Devara sudah lebih dahulu sampai di Balikpapan, berangkat dari Tarakan siang kemaren.

Devara sendiri tinggal di Tanjung Selor. Untuk sampai ke Balikpapan harus melalui perjalanan cukup panjang. 

Di awali dengan menggunakan moda transportasil speed boat. Berangkat dari Pelabuhan Kayan II Tanjung Selor Kalimantan Timur. Menuju kota Tarakan, selama satu setengah jam perjalanannya.

Dilanjutkan lagi menggunakan pesawat terbang ringan, dari Tarakan menuju Balikpapan selama satu jam.

Biasanya kalau perjalanan nonstop di pagi hari, dari Tanjung Selor langsung menuju ke Jakarta, tanpa bemalam di Balikpan. Nanti sampainya di Jakarta bisa sampai jam sembilan malam. 

Memang sangat melelahkan, tapi bagi Devara sudah terbiasa melakukan perjalanan seperti itu. 

Sebuah kendaraan travel akan  mengantarkannya ke Bandara Sepinggan Balikpapan, sudah siap menunggu di depas mess, sesuai perjanjian. Tanpa sopir menunggu lama, sudah duduk di belakang bersama tiga penumpang lainnya.

Untuk sampai ke Bandara Sepinggan Balikpapan nanti, akan memakan waktu kurang dari dua jam, melewati jalan Toll. Baru saja diresmikan. Sebelumnya akan melewati kota Samarinda dulu, sebelum sampai ke Balikpapan.

Ketika memasuki kota Samarinda kita akan melewati sebuah jembatan, di mana dibawahnya merupakan sungai terkenal. Sungai Mahakam namanya. Merupakan sungai terdalam, dan terbesar di Kalimantan. Saking dalamnya, sungai ini dapat dilewati oleh kapal-kapal berukuran besar.

Menjadikan sungai ini memiliki pemandangan yang begitu unik, dapat melihat kapal-kapal besar hilir mudik dari atas jembatan. Didominasi kapal tongkang membawa hasil bumi batu bara, akan dikirim ke berbagai negara.

Bayangkan saja, masih di tengah-tengah kota kita dapat melihat kapal-kapal besar membelah kota Samarinda, hilir mudik di bawah jembatan Sungai Mahakam.

Sungguh pemandangan yang langka tiada duanya. Banyak wisatawan domestik maupun asing, memanfaatkanya sebagai destinasi kunjungannya. 

Kota Samarinda sendiri sudah memiliki bandara, bernama. "Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto."

Beliau adalah pejabat Gubernur Kalimantan Timur yang pertama. Menjabat dari tahun 1957 sampai tahun 1961.

Tapi tidak akan terbang dari sini, melainkan akan terus menuju Balikpapan, mengingat sudah janjian dengan Devara.

Setelah melewati kota Samarinda, tidak berapa lama lagi akan sampai di Bandara Sepinggan. Balikpapan. Butuh waktu satu jam, lima puluh empat menit, perjalanan dari kota Samarinda.

Nama sebenarnya dari bandara itu adalah. "Bandara Sultan Haji Muhamad. Sepinggan." Konon ceritanya, beliau adalah seorang Sultan Kutai Kartanegara ke-18. Memerintah sejak tahun 1845 sampai dengan tahun 1899.

Nama Sepinggan sendiri dibelakangnya, bukan diambil dari nama tokoh, atau seorang pahlawan. Melainkan merupakan nama, salah satu Kelurahan di Kecamatan, Balikpapan Selatan.

Bandara ini sangat megah, ada gedung bioskop didalamnya, akan dilengkapi juga dengan pusat perbelanjaan mall, nantinya.

Lihat selengkapnya