Dari Sebuah Impian

Eddy Tetuko
Chapter #3

Lobi Keberangkatan


Tidak ada goncangan sama sekali, kecuali dalam kondisi turbulensi, dimana pesawat menabrak awan, baru terasa ada goncangan.

Turbulensi merupakan pergolakan massa udara yang bergerak tidak beraturan kesegala arah, dapat menyebabkan pesawat tergoncang seketika.

Tidak apa, ketika tejadi seperti itu rasanya seperti sedang naik jet coaster, perut terasa bagaimana gitu, susah dijelasinnya.

Makanya lebih suka tidur dalam pesawat, biar begitu terbangun sudah sampai ke bandara yang dituju.

Paling menjengkelkan bila sudah tidur nyenyak dibangunkan oleh pramugari, ketika memberikan kotak kardus makanan biasa disajikan dalam pesawat. Bila sudah dibangunkan akan susah tidur kembali.

Panggilan ditujukan kepada penumpang yang akan berangkat menuju Jakarta, menggema seantero gedung bandara. Pesawat akan dinaiki oleh Devara, sepertinya sudah bersiap untuk tinggal landas.

Terdengar suara dalam bahasa Indonesia diawali dentingan nada merdu.

"Mohon perhatian, pesawat Boeing 737, dengan nomer penerbangan ET 21 tujuan Jakarta, akan segera diberangkatkan. Para penumpang dipersilahkan menaiki pesawat melaui pintu satu. Terimakasih atas perhatiannya!"

Kemudian diulang lagi dalam bahasa Inggris.

Your attention please, Boeing 737, flight number ET 21 to Jakarta, will depart soon. Passengers are welcome to board the aircraft through door one. Thank you for your attention!"

"Adik sudah dipanggil duluan itu, siap-siap saja berangkat. Nanti tungguin Odi di tempat pengambilan bagasi, kalau masih mau makan, makan saja duluan."

"Coba kita barengan berangkatnya."

Devara masih saja merasa tidak enak berangkat sendiri dalam pesawat. Odi, memeluk Devara untuk menenangkannya.

"Sebentar lagi pesawat Odi tumpangi bakalan mendarat, Adik tidak usah khawatir, pikirkan saja kita akan berangkat ke Bali sore nanti."

"Lihat nih, bulu kuduk tangan Devara sampai merinding."

Diusapnya tangan Devara seraya berucap. "Sudah tidur lagi tuh, bulu kuduknya, hati-hati ya, sampai ketemu lagi di bandara nanti," ucap Odi.

Tidak biasanya Devara berbicara seperti itu, dirinya tidak suka dengan hal-hal yang berbau tahayul. Orangnya tegas, punya prinsip yang teguh, tidak suka hal yang neko-neko.

Tapi kali ini tidak seperti biasanya, Odi mencoba tidak memikirkannya terlalu jauh, kalau terlalu dipikirkan, malah nggak bisa tidur nanti di pesawat

Untuk sementara waktu keduanya berpisah, Odi mengiringinya dibalik dinding kaca transparan menuju lorong pintu pesawat, kemudian menghilang dibalik koridor.

Setelah dipastikan Devara sudah terbang duluan, Odi menuju super market mini guna membeli tablet ctm. Beruntung tersedia di sini, sekalian sebotol kecil air kemasan.

Ketika duduk kembali ditempatnya semula, sudah ada dua orang menempati tempat duduknya Devara tadi. Ke dua orang itu sepertinya sepasang suami istri dari dua negara berbeda.

Ternyata benar, setelah saling memperkenalkan diri. Yang laki- laki bernama Mr. Andreas Frenzel berkebangsaan Jerman, sedang pasanganya berasal dari Indonesia, bernama Tina.

Mr. Andreas 50 tahun. Bekerja di kilang minyak Kalimantan, fasih berbahasa Indonesia. Memiliki sorang putri sudah beranjak dewasa dari istrinya yang sudah meninggalkannya.

Sedang pasangannya Tina 45 tahun. Seorang pengusaha mobil rental di Kalimantan juga, khusus digunakan untuk sarana kendaraan proyek.

Rupanya keduanya belum berstatus sebagai suami istri, tapi sudah bertunangan sejak lama. Berencana akan melangsungkan pernikahann di kampung halamannya Mr. Andreas di Frangkurt, Jerman.

Kabarnya putrinya Mr. Andreas bernama Carolina, sudah terbang juga ke Jakarta dari Frangkurt. Jerman. Akan menjemput Papanya bersama calon Ibu barunya.

Carolina dengan Tina belum pernah bertemu sama sekali, tapi Ayahnya sering menceritakan Tina bakal menjadi ibu tirinya nanti. Ke tiganya bakal saling berjumpa di bandara Cengkareng.

Perkenalan singkat ini cukup berkesan dirasakan oleh Odi, dan kedua pasangan itu. Mereka berdua ramah sekali, malah mengundang untuk hadir di pesta pernikahannya nanti.

Odi berjanji akan menghadirinya dengan Devara, bila mana memungkinkan. Tapi perlu dipikirkan berapa biaya ticket pesawat pulang pergi ke Jerman bersama Devara?

Apa lagi dapat berlibur ke Jerman merupakan impiannya sejak lama dapat jalan-jalan ke Eropa. Tapi ini mungkin hanya akan menjadi angan-angan saja dulu. Sepertinya tidak mencukupi dana untuk pergi ke sana Harus menabung dulu.

Devara dengan Carolina sepertinya tidak berbeda jauh umurnya, setelah diperlihatkan fotonya. Pasti Devara bakalan senang dapat berkenalan dengan Carolina nantinya.

Saat ini Carolina sudah berada di dalam pesawat menuju ke Jakarta.

Kebetulan lagi Mr. Andreas bersama Tina, satu pesawat dengan Odi. Bahkan mereka merencanakan akan berlibur ke Bali. Akan pergi bersama putrinya, sebelum sama-sama berangkat ke negara asalnya.

"Pak Andreas, tugas dimana?'

"Saya tugas di kilang minyak di Balikpapan ini, sudah sepuluh tahun saya bekerja di sini."

"Wah, lama sekali, pantas sudah fasih berbahasa Indonesia .... Kalau saya di Bontang di pertambangan batu bara, sebelumnya tugas di Tanjung Selor."

Lihat selengkapnya