Bandara Soekarno Hatta baru saja menerima laporan yang tidak biasa, dari Petugas menara kontrol lalu lintas udara, "Air Traffic Controller." (ATC) di ujung Pulau Sumatra, merasa curiga!
Melalui radar terpasang, mendeteksi sebuah pesawat terbang berbadan besar melintas di ruang udara kawasannya, tanpa melaporkan kehadirannya. Tidak juga merespon panggilannya!
Artinya, tidak melakukan komunikasi "Wajib Lapor," bagi pesawat apa pun yang melintas di wilayah otoritasnya!
Temuan ini segera dilaporkan ke Pusat. Bandara Cengkareng, Melaporkan adanya sebuah pesawat terbang asing melintas, tanpa memberitahukan identitas dan tujuannya. Bahkan tidak menjawab panggilan sama sekali.
Pesawat itu terdeteksi mengarah ke Pulau Jawa, disinyalir akan memasuki wilayah udara pusat pemerintahan, Ibu Kota! Laporan itu langsung di respon segera oleh pejabat berwenang. Tanpa menunggu lama lagi!
Bandara Soekarno - Hatta Cengkareng merupakan bandara tersibuk di dunia. Berdasarkan riset Global Lembaga Analisis Penerbangan, "Official Airlines Guide." (OAG) berbasis di Inggris.
Bandara ini setiap harinya melayani kedatangan pesawat terbang dari berbagai maskapai penerbangan dunia, mewarnai kesibukan sehari-hari. Dua puluh jam nonstop!
Segala sesuatu bisa saja terjadi di sini, Kapan saja! Seratus lebih setiap hari pesawat datang dan pergi dari seluruh maskapai penerbangan domestik, dan Internasional.
Puluhan ribu pengunjung datang setiap hari di bandara ini, baik itu calon penumpang maupun keluarga akan mengantar dan menjemput penumpang datang dari segala penjuru dunia.
Salah satu kegiatan di bandara yang memiliki resiko paling tinggi adalah, petugas, 'Pengendali Lalu Lintas Udara.' Air Traffic Controller. (ATC).
Orang paling bertanggung jawab mengatur lalu lintas pesawat yang datang dan pergi. Tidak seperti kendaraan di darat diatur oleh rambu-rambu lalu lintas terpasang, juga 'Traffic Light' di setiap persimpangan jalan.
Di udara tidak ada rambu-rambu seperti itu terpasang di atas awan, hampa kosong, tidak juga ada polisi lalu lintas berdiri di atas sana.
Ruang udara wilayah bandara harus steril, tidak boleh ada benda asing apa pun melayang-layang begitu juga berbagai jenis satwa liar yang bisa terbang di kawasan terlarang itu.
Lintasan pesawat haruslah aman dan minim dari gangguan. Ada istilah, FOD atau "Foreign Object Debris," bisa membuat landing bermasalah, memicu pesawat tergelincir dan sebagainya
FOD (Foreign Object Debris) adalah puing atau benda asing yang biasanya ditemukan di area bandara, baik itu di runway, taxiway, apron, dan tempat operasional lainnya.
Benda yang biasanya berukuran kecil ini bisa saja tergeletak di area bandara, dan tanpa disadari ternyata berbahaya bagi operasional pesawat. Harus disingkirkan segera.
Bahkan satwa burung sekalipun, tidak boleh menghalangi pesawat akan tinggal landas maupun yang akan mendarat nantinya.
Seekor burung terbang mendekati pesawat, bisa terhisap oleh mesin jet tergantung di ke dua sayapnya. Berakibat mesin bisa terbakar, dan meledak seketika!
Tidak boleh ada gedung atau menara melebihi ketinggian, empat puluh meter, di sekitar area bandara, sesuai regulasi. Disetiap puncak bangunan tinggi wajib dipasang lampu blitz.
Semua pesawat datang dan pergi, akan diatur ketinggiannya masing-masing, agar tidak terjadi saling tabrakkan di udara. Kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal, menyangkut keselamatan banyak penumpang.
Laporan menyebutkan adanya pesawat terbang melintas tanpa menyebutkan identitasnya segera ditindak lanjuti. Pejabat tinggi pemerintahan merespon laporan itu, akan menerbangkan dua pesawat jet tempur F-16 dari pangkalan Squadron Angkatan Udara Halim. untuk mencegat pesawat asing itu.
Telah bersiap dilandasan dua pesawat jet tempur F-16 akan terbang ke angkasa, memburu pesawat asing telah memasuki wilayah udara Republik ini tanpa ijin.
Tidak berapa lama, dua pesawat jet tempur F-16 baru saja diterbangkan, sudah berada dibelakang pesawat Boieng 737, yang bermasalah itu.
Diketahui merupakan pesawat komersial, dapat dilihat jelas identitas pesawat itu dari ke dua kokpit Pilot F-16. Terus membuntutinya dari belakang.
Akan dipaksa mendarat di bandara terdekat, namun tidak mengindahkan perintahnya.Tidak juga menjawab segala pertanyaan diajukan ke dua Pilot jet tempur tersebut.
Tidak bisa dipungkuri telah terjadi pembajakan pesawat komersial Boeing 737, bertolak dari Balikpapan menuju Jakarta dengan jumlah penumpang 130 orang, oleh orang tidak dikenal. Saat ini mengendalikan pesawat Boeing tersebut
Satu hal yang tidak lazim, seseorang tengah mengendalikan pesawat itu, tidak mengindahkan segala aturan regulasi penerbangan yang ada. Wajib dilakukan oleh semua Pilot.
Biasa yang terjadi, apa bila ada pesawat hilang komunikasi, berkemungkinan pesawat itu telah jatuh di tengah laut atau terhempas di hutan belukar.
Bisa juga sudah jatuh berkeping menabrak gunung. Seperti terjadi pada pesawat Sukhoi Super Jet 100, menabrak gunung Salak. Beberapa tahun lalu.
Tapi ini tidak seperti itu! Tidak ada yang bisa diajak berkomunikasi, diam membisu seribu bahasa. Layaknya pesawat "Hantu," tanpa ada yang mengendalikan terus terbang menuju Ibu Kota.
Pilot gadungan sedang mengendalikan pesawat Boeing 737, tidak memperdulikan adanya dua pesawat tempur tengah membututinya dari belakang.
Peralatan komunikasi dalam pesawat itu sepertinya sengaja tidak diaktifkan. Atau mungkin saja telah dirusak dengan paksa. Entah apa maksudnya melakukan itu.