Dari Sebuah Impian

Eddy Tetuko
Chapter #13

Carolina


Carolina mulai menghawatirkan nasib orang tuanya beserta Tina, calon Ibu barunya. Basah ke dua matanya

Devara melihat ada rona kecemasan dalam di kelopak mata Carolina.

"Apakah orang tuamu juga berada dalam pesawat itu?" Gantian Devara yang penasaran.

"Iya, ayah Carolina ada di dalam pesawat bersama Tina, yang akan menjadi ibu tiri saya. Bagaimana keadaanya sekarang. Apa yang dilalukan pembajak itu sampai sampai dibuat tidak sadarkan diri?"

"Carolina datang dari mana?"

"Saya sengaja jauh- jauh terbang dari Jerman, pagi tadi, sempat dialihkan kebandara Changi. Kemudian diantar menggunakan jet pribadi. Keduanya berencana akan menikah di kampung halaman papa. Baru pertama kali ini Carolina akan bertemu dengan Tina."

"Kita sama-sama mengalami hal yang sama, sebentar lagi teman saya akan menghubungi lagi."

"Bisakah kita tidak saling berpisah, sampai nanti kita bisa berkumpul bersama. Ayah pasti merasa berhutang budi dengan teman Devara, telah berhasil mendaratkan pesawat."

"Iya, saya setuju, mari kita lihat ke depan lagi, kemungkinan mereka sudah diturunkan semua."

Bergegas mereka berdua berebut untuk bisa berdiri paling depan. Devara demikian juga dengan Carolina merasa senang dapat saling bekenalan. Akan mengajak Devara dan temannya ke kampung halamannya.

Tanpa diketahui keduanya beberapa orang terus mengawasinya! Orang itu terus memperhatikan Devara dan Carolina. Sepertinya ada sesuatu yang diincarnya.

Sementara suasana di landasan dimana pesawat Boieng 733 terparkir di pinggir landasan begitu ramai sekali. Water canon terlihat masih menyemprotkan cairan disenfectan, keseluruh tubuh pesawat.

Sampai tidak bisa melihat dalam pesawat melalui kaca jendela pesawat, tertutup baluran busa terus disemprotkan badan pesawat.

Ratusan Team Medis sudah menunggu dengan tandunya masing-masing. Mereka menggunakan pakaian terusan "Hazmat" berwarna putih. Pakaian hazmat singkatan dari hazardous materials atau bahan-bahan berbahaya, atau dikenal juga dengan nama pakaian dekontaminasi.

Adalah perlengkapan perlindungan pribadi. Termasuk untuk melindungi dari pantogen, kuman dan penyakit berbahaya lainnya. Terbuat dari bahan "Polietilena" tidak mudah ditembus oleh virus. Sesuai standart WHO. (World Health Organization) Sebagai Otoritas Kesehatan Masyarakat Global di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Terlihat juga parade lampu penyelamat rotary lamp, terus menyala berputar di atas kap puluhan mobil ambulans.

Satuan operasi penyelamatan sandera oleh Pasukan Komando Khusus Anti Teroris, berkemungkinan pembajak masih berada di dalam pesawat. Sudah bersiaga dibelakang juga di samping pesawat, dengan perlengkapan tangga darurat.

Menunggu perintah untuk mendobrak pintu dan kaca jendela dengan paksa!

Presiden memantau dari Istana Kepresidenan memerintahkan penyerbuan ditangguhkan, menunggu perkembangan selanjutnya. Sampai ada kepastian bahwasanya seseorang telah mendaratkan pesawat tadi, benar-benar merupakan pembajak itu sendiri. 

Nantinya akan ada komunikasi berupa tuntutan dari pembajak untuk ditukar dengan penumpang disanderanya.

Nyatanya tidak seperti itu, memang pesawat telah dibajak, tapi sudah dilumpuhkan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Hanya pernyataan sepihak, tidak bisa dipercaya begitu saja, sebelum ada bukti nyata melihat sendiri kondisi dalam pesawat. Alhasil dirinya masih dicurigai sebagai orang yang membajak pesawat.

Di dalam pesawat itu sendiri pemuda telah berhasil mendaratkan pesawat, terkulai lemas dalam kokpit.Tidak bisa melihat keluar dikarenakan semua kaca jendela tertutup busa cairan disenfectan.

Namun bisa mendengar jelas suara-suara orang di bawah sudah tidak sabar untuk dapat menerobos ke dalam pesawat.

"Kenapa harus disemprot segala, tidak ada virus dalam pesawat ini, yang ada makanan, minuman terkontaminasi obat bius." Tidak habis pikir kenapa harus disemprot segala.

Membuat pakaian dikenakannya kotor dan berantakan, karena derasnya semprotan datang dari ujung slang water canon, menembus kedalam melaui kaca samping pecah dihantam kepingan rudal.

Lebih mengenaskan lagi nasib Co. Pilot. Terkena semprotan busa di sekujur tubuhnya, sudah mirip patung manusia salju.

Merasa dirinya akan menjadi target buruan dari semua golongan yang merasa berkepentingan. Tapi sejauh ini, tidak ada yang tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Kecuali temannya Devara, menunggu dengan cemas kehadirannya.

Berkemungkinan beberapa kelompok telah mengantongi foto wajah dirinya, ketika diabadikan oleh ke dua Pilot jet tempur F-16, pertama kali mencegatnya.

Masih ada pertanyaan belum terjawab tadi, siapa barusan akan membinasakan dirinya dan seluruh penumpang lainnya dengan rudal sudah diluncurkanya?

Apakah dari pihak pemerintah atau kelompok lain yang tidak terima usahanya digagalkan? Lalu siapa yang menembak jatuh ke dua rudal itu?

Bermacam dugaan bermunculan dibenaknya, siapapun mereka dirinya masih belum bebas sepenuhnya. Masih ada gerombolan Serigala bersiap akan menguliti dirinya. Termasuk Devara! Menjadi target bururan. Dia dalam bahaya besar!

Harus bisa keluar dari tempat ini secepatnya tanpa diketahui orang lain, siapa dirinya yang sebenarnya.

Saatnya mengklamufasekan diri untuk menyelamatkan Devara. Bergegas menuju kebelakang melewati tubuh-tubuh manusia menggeliat ke sana- ke mari. Nampaknya akan mulai sadar sepenuhnya. 

Dengan terpincang masih merasakan sakit luka di paha, celana dikenakan berubah warna darah. Kembali ketempat duduk asal, membuka ransel, mengeluarkan celana dan kaos, mengganti pakain sudah berantakan dikenakannya.

Lihat selengkapnya