Dari Syukur Hingga Syakur

Sukma El-Qatrunnada
Chapter #9

Beradaptasi dengan Kota

Keadaan seakan memaksa diri untuk menjadi lebih kuat. Namun, ternyata kekuatan itulah yang kelak akan mengubah keadaan.

~~~

Waktu dan keadaan mengajari Zaitun untuk terus bertumbuh menjadi anak yang mandiri. Dulu, semasa di kampung segala keperluannya selalu disiapkan dan dibantu Mbok Darmi. Mulai dari makan, mandi, hingga memakai seragam sekolah dan sepatu. Hanya ketika mandi bersama-sama di belik Zaitun akan melakukan sendiri. Mandi pagi dia tidak mau jika tanpa air hangat, dan tentu saja dimandikan oleh Mbok Darmi. Bahkan, ketika Mbok Darmi sakit pun, Zaitun tetap minta dilayani. Namun, semua tak lagi berlaku ketika sudah tinggal di kota.

Sebenarnya, walau keadaan Mbok Darmi sudah tidak sesehat dulu, dia tetap ingin terus memanjakan Zaitun. Dia ingin menyiapkan makanan dan menyuapi Zaitun. Dia ingin menyiapkan dan memakaikan pakaian Zaitun. Walau pikirannya sering membawanya ke kampung halaman, Mbok Darmi ingin tetap bisa melayani cucu kesayangannya itu setiap waktu. Tak peduli walau Zaitun sudah semakin bertumbuh besar dan bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Baginya, Zaitun adalah cucu kecil yang akan terus dia manja. Dia tak ingin Zaitun merasa kekurangan kasih sayang karena sejak lahir tidak memiliki orang tua yang utuh.

"Jangan, Mbok! Biarin Atun ambil makanannya sendiri. Dia sudah besar, sudah harus terbiasa melakukan apa-apa sendiri."

"Sudah, Mbok. Atun harus bisa pakai baju sendiri."

Kalimat-kalimat seperti itu kerap diucapkan Listi ketika mendengar Zaitun minta diambilkan makanan atau dipakaikan baju oleh Mbok Darmi.

Terkadang Listi juga menegur Zaitun jika masih saja meminta bantuan Mbok Darmi. "Atun, jangan nyuruh-nyuruh Simbok terus. Kasian Simbok sudah tua. Atun harus belajar semuanya sendiri."

Lihat selengkapnya