Momen yang paling ditunggu adalah berada di pelukan seorang ibu.
~~~
Libur panjang kenaikan kelas dimanfaatkan oleh kebanyakan orang kota untuk bertamasya ke berbagai tempat wisata. Bagi para kaum transmigran, sebagian akan memilih berkunjung ke kampung halaman. Begitu pula dengan Listi. Liburan kali ini dia mengajak kedua anaknya pulang ke Wonogiri. Zaitun tak diajak karena dibutuhkan untuk membantu Kardi jualan di warung Bakso Boom.
Suatu malam, Zaitun menginap di warung. Ada sebuah ruang kecil berisi tempat tidur beralaskan kasur busa tipis yang hanya cukup untuk satu orang. Zaitun tidak sadar sejak kapan dia ditinggal sendirian. Ketika terbangun, dia langsung menyadari hanya seorang diri. Folding gate yang memisahkan antara ruangan tempat para pelanggan makan dengan ruang tempat meracik makanan dan minuman sudah tertutup rapat. Zaitun hanya bisa duduk terdiam dan mulai meneteskan air mata. Ditinggal sendirian sangat menyedihkan baginya.
Tak terlalu lama, terdengar suara seseorang membuka pintu dari luar. Zaitun langsung berusaha menahan air matanya agar tak lagi keluar.
Rupanya Kardi yang datang. Dia memanggul sebuah karung besar dan meletakkannya di dekat meja tempat meracik es campur. Dia baru saja pulang dari pasar. Suara gesekan agak melengkung terdengar begitu folding gate dibukanya.
"Lha ngopo nangis, Tun?" tanya Kardi begitu sampai ke tempat Zaitun.
Zaitun tak menjawab, hanya sibuk menghapus air mata yang justru semakin keluar begitu mendengar pertanyaan sang paman.
"Atun takut ditinggal sendiri? Kan tadi Kakang bilang kalau mau ke pasar."
Zaitun sama sekali tak ingat kalau Kardi sempat berpamitan ketika hendak pergi. Dia pun mengangguk dengan sedikit sesenggukan.
Rupanya kejadian itu berdampak baik bagi Zaitun. Kardi tak tega jika harus meninggalkan Zaitun sendirian setiap tengah malam, karena dia harus ke pasar. Paling tidak jika warung tak terlalu ramai, dua hari sekali dia akan belanja ke pasar. Kardi pun menghubungi Lasmi melalui warung telepon, memintanya untuk menjemput Zaitun. Dia tak masalah jika harus berjualan sendirian. Lagi pula sekolah sedang libur, jadi warungnya tak seramai hari-hari biasanya. Dia bisa menangani semuanya sendiri.
Lasmi menjemput Zaitun sehari setelah dihubungi Kardi. Zaitun senang sekali karena akan mengisi hari liburnya bersama sang ibu. Kali pertama dia diajak pergi ke tempat ibunya bekerja. Tempatnya berada di wilayah Jakarta Utara. Setelah menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam, mereka sampai di sebuah rumah berdinding biru yang tampak terlihat sederhana dari luar. Rumah itu dilengkapi gerbang yang tak terlalu tinggi. Pintu depannya terdiri dari beberapa pintu yang panjang. Mengingatkan Zaitun dengan pintu rumah Mbah Sumi di kampung. Ketika masuk ke dalam, ternyata terdapat banyak ruangan yang sangat luas. Banyak sekali perkakas yang mengisi setiap ruangan. Rumahnya empat kali lebih luas dari kediaman Kardi.
Lasmi bekerja dan tinggal di rumah orang. Ya, dia menjadi asisten rumah tangga. Namun, khusus sebagai tukang masak. Selain memasak untuk seluruh anggota keluarga majikannya, dia juga memasak dalam jumlah banyak untuk diantar ke rumah-rumah orang. Majikannya yang perempuan membuka usaha catering kecil-kecilan.