Kepribadian seseorang sebagian dibentuk dari keturunan dan pertemanan.
~~~
Setelah menginjak bangku SMP, Zaitun akrab dengan dua kakak beradik yang rumahnya cukup dekat dari tempat tinggal keluarga Kardi. Mereka adalah Iis dan Yaya. Zaitun pun terpengaruh untuk menjadi seperti mereka, memperhatikan penampilan. Mungkin juga karena Zaitun sudah beranjak dewasa dan tertarik dengan lawan jenis. Dia yang dulu biasa dengan rambut pendek, kemudian mulai memanjangkan rambut, begitu hendak masuk SMP memotong rambutnya dengan model segi. Itulah untuk kali pertama Zaitun mendatangi salon, atas usul teman akrabnya tersebut.
Iis tiga tahun lebih tua dari Zaitun. Dia merupakan seorang gadis SMA dengan rambut hitam, lurus, dan tebal yang sangat menjaga agar perhiasannya itu selalu tampak indah bagi siapa saja yang memandang. Setiap pagi sebelum sekolah, rambut yang sudah lurus itu tak lupa dia catok dengan mesin miliknya sendiri. Adiknya yang berusia lebih muda dari Zaitun pun ikut-ikutan. Keduanya termasuk kategori gadis cantik di lingkungan tempat tinggal Zaitun. Ketika kelas 3 SMP, Zaitun pun meniru kebiasaan mereka, mencatok rambut. Tak ada yang memikirkan dampak buruk yang akan terjadi terhadap rambut jika sering dicatok.
Mengikuti Iis dan Yaya, hampir setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah Zaitun ke rumah mereka dulu. Selain karena memang akan berangkat ke sekolah bersama Yaya, dia akan terlebih dulu menyatok rambutnya. Tentu saja dibantu Iis atau Yaya yang akan dengan senang hati mengubah rambut Zaitun agar lebih tampak rapi. Rambut asli Zaitun sedikit bergelombang akibat sering diikat, setelah dicatok rambutnya pun tampak lurus dan rapi. Bahkan, ada teman sekelas yang mengira rambutnya direbonding seperti yang dilakukan banyak perempuan metropolitan.
Setiap ke sekolah rambut segi Zaitun yang panjangnya hampir mencapai pinggang dibiarkan tergerai. Tentu saja hanya jika rambutnya dicatok sebelum berangkat ke sekolah. Sejak memiliki penampilan baru, Zaitun merasa lebih percaya diri dengan lingkungan sekolahnya. Mungkin dia sudah ditulari virus 'merasa cantik' oleh teman-teman dekatnya. Meski sebenarnya hal yang membuat kepercayaan dirinya melambung tinggi ialah karena lingkungan kelas yang begitu bersahabat dengannya. Setelah dua tahun bertemu dengan Osit di kelas yang sama, di bangku kelas 3 Zaitun terbebas dari kelakuan nakalnya. Dia tidak lagi satu kelas dengan Osit. Tidak ada lagi teman yang mengejek atau menganggapnya sebagai makhluk berbeda hanya karena sebelah matanya yang tak sama. Hal itu membuat Zaitun lebih berani untuk menunjukkan keberadaannya. Berbeda dengan dirinya ketika masih kelas 1 dan 2, lebih memilih banyak diam dan tak terlalu kentara keberadaannya.
Meski merasa bangga dengan penampilannya, Zaitun selalu kagum dengan beberapa temannya yang mengenakan kerudung. Termasuk Mae, sahabatnya. Dia tidak pernah mempertanyakan atau sekadar ingin tahu alasan sahabatnya itu tiba-tiba mengenakan kerudung. Zaitun merasa bahwa keputusan Mae adalah hal yang sangat baik.