"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya." (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)
~~~
Tak terasa tinggal sebentar lagi waktu Zaitun akan mengenakan seragam putih abu-abu. Sejak pertengahan Februari Zaitun dan seluruh siswa kelas 3 di MAN Kota Baru dan tentu saja di sekolah lainnya sudah sibuk untuk persiapan ujian akhir sekolah. Setiap pulang sekolah diadakan jam pelajaran tambahan, khusus untuk beberapa mata pelajaran yang masuk ke daftar Ujian Akhir Nasional (UAN). Pukul 3 sore kelas tambahan baru akan berakhir.
Belajar dari pagi hingga sore sungguh sangat melelahkan. Begitu pula yang dirasakan Ziatun. Bahkan sejak kegiatan di sekolah semakin padat, dia merasakan dadanya yang bagian kiri terkadang nyeri ketika dia sedang banyak berpikir dan kurang istirahat. Padahal sebelumnya dia tak pernah merasakan nyeri yang seperti itu. Zaitun tak terlalu ambil pusing, dia menahan begitu saja rasa sakitnya. Tak lama rasa sakit itu juga akan hilang sendiri.
Selama masa-masa persiapan ujian, Zaitun membatasi komunikasinya dengan Yadi. Dia ingin fokus menghadapi ujian. Apalagi ujian yang akan dilalui nanti bukan hanya Ujian Akhir Nasional, melainkan juga Ujian Akhir Madrasah. Tentu saja siswa madrasah memiliki beban yang lebih berat ketimbang sekolah umum.
Sebelum hari ujian tiba, ada masa tenang selama satu minggu. Masa tenang dimanfaatkan para siswa yang tinggal di rumah kos untuk pulang ke tempat tinggal masing-masing. Begitu pula dengan Zaitun. Dia diantar pulang oleh Yadi menggunakan sepeda motornya.
Perjalanan dari MAN Kota Baru menuju Kampung Jawi membutuhkan waktu sekitar satu jam. Sepanjang perjalanan, Zaitun lebih banyak diam. Pikirannya berkecamuk, mengingat tentang rasa sakit yang semakin hari semakin sering dia rasakan. Terutama ketika dirinya sedang banyak berpikir dan kelelahan.
Setelah berkumpul kembali dengan keluarga, banyak cerita tentang kejadian-kejadian terbaru di Kampung Jawi yang dituturkan oleh Martanti. Salah satunya adalah cerita tentang dua orang tetangga perempuan Martanti yang bulan lalu baru saja menjalani operasi karena terkena tumor payudara.
Mendengar cerita dari Martanti, Zaitun langsung terkesiap dan teringat dengan dadanya yang sering diserang rasa nyeri luar biasa.
"Ciri-ciri punya tumor payudara itu apa, Mbak?" tanya Zaitun dengan sedikit ragu.
"Ada benjolan di bagian dalam payudara. Terus sering terasa nyeri, katanya. Apalagi kalau lagi kelelahan dan banyak pikiran."
Jawaban Martanti membuat jantung Zaitun berdetak agak cepat. Diam-diam dia lalu memeriksa keadaannya seorang diri di dalam kamarnya. Kedua mata Zaitun perlahan berair ketika mendapati ciri-ciri yang sebelumnya disampaikan Martanti ada pada dada kirinya. Ya, terdapat benjolan seukuran telunjuk di sana. Sementara pada dada bagian kanan tidak ada.