Transformasi kapsul ke gelombang sepadan terganggu oleh Supersonik. Benda pengintai itu memiliki gelombang bunyi yang merusak. Serempak ketiga kapsul seperti terjebak. Yang seharusnya bisa berpindah tempat dalam hitungan detik tersebut menjadi seperti melayang di dunia hampa. Waktu benar-benar berhenti. Mereka berada di antara dunia paralel yang bisa terjatuh di zaman mana saja.
Len yang mendapati kapsulnya dihinggapi Supersonik menjadi panik. Pada perjalanan sebelumnya, dia tak merasakan perpindahan, kecuali seperti menutup jendela dengan pemandangan sinar matahari lalu membukanya berubah rembulan tapi dalam waktu yang amat singkat. Dirinya merasa aneh dengan tempat yang pekat tapi bergelombang tersebut. Perpindahan kapsul dengan kecepatan tak terhingga seraya mengubah diri seperti aliran listrik tersebut macet total. Mereka seperti berada di dunia tanpa gravitasi, tanpa cahaya, tanpa udara, dan tanpa apa-apa.
Supersonik yang sebelumnya hanya mengeluarkan tembakan bola yang setelah melayang dekat dengan target merekah mulai berubah misil. Peluru yang cukup kecil, berujung tajam, di dalamnya terdapat pemicu dengan kepanasan tiga ribu derajat celsius. Kaca kapsul retak seperti akar kilat di langit.
Olympus, yang kacanya terbuat dari bahan kaca biasa, seperti kaca anti peluru tersebut pecah. Lima peluru dengan lima titik berbeda membuat kaca itu seperti digergaji. Peluru yang tertanam sebelumnya dapat tertahan, tapi kemudian meledakkan diri membuat rekahan yang menjalar. Benda pengincar yang seperti memiliki sifat kejam tak berperasaan tersebut mendekat, lantas mengeluarkan belalai seperti tangan, hingga benda seperti bulatan telur tersebut tampak isi kerang.
Lima tangan putih dan keras menarik Olympus, otomatis dia terseret, tangannya sempat bertahan di bibir kapsul, tapi tarikan yang serempak dan kuat mengalahkan cengkeramannya. Seraya berteriak Olympus terjatuh. Memang tak ada gravitasi di sana, tapi lemparan kuat tersebut membantingnya ke suatu zaman /yang tak terprediksi oleh kapsul.
Len yang menyaksikan terjatuhnya Olympus ternganga. Dia takut sekaligus tak dapat berpikir akan ke mana si hewan berbulu itu. Di sisi lain, dia khawatir kacanya juga akan pecah. Sedang beberapa Supersonik menggaruk-garuk kaca kapsul. Misil yang tertanam menimbulkan akar-akar pecahnya kaca, dan kaca tersebut terus dihantam dengan tangan putih lenturdan keras Supersonik.
Are tak memerhatikan Len, dia sibuk menahan penutup kapsul di atas kepalanya yang diketuk-ketuk seperti berusaha menanam paku beton. Dia tahu Olympus terjatuh, tapi dia tahu bahwa dirinya juga akan seperti Olympus kalau tak mencari cara. Beberapa saat berkutat seperti orang yang berperang dengan tangan sendiri, tiba-tiba kepala Are seperti berdenging. Dia ingat sesuatu.
“Kapsul, gunakan mode pengaman diri. Atau apalah yang penting benda yang menempel di tubuhmu bisa lenyap.” Are mengucapkan kalimatnya dengan nada panik dan cepat.
“Permintaan dikonfirmasi!”
Tubuh kapsul merekah seperti kulit salak yang terbuka. Dari celah-celah yang terbuka tersebut tersembul pipa-pipa kecil yang menyembulkan laser. Seperti serangan nuklir yang mendadak meledak, sinar laser yang setajam silet membelah tiga Supersonik. Masih tersisa beberapa Supersonik yang keras diri menempel. Kapsul masih merespons permintaan Are, benda tersebut mengeluarkan senjata yang lebih besar. Bongkahan bola cahaya sebesar kepala manusia dan padat muncul dari bagian bawah badan kapsul. Ada lubang sebesar lingkar telunjuk jari yang terbuka di sana, lantas menyembulkan bola padat tersebut. Kapsul otomatis berpindah lebih tinggi, melompat karena dorongan bola cahaya. Bersamaan dengan hal tersebut badan yang merekah seperti kulit salak itu menutup, membuat Supersonik yang masih melekat tergagap lepas.
Supersonik tak bisa berkutik, berpindah diri saja sulit. Seperti bom waktu, bola cahaya yang mengambang bebas tersebut pecah. Kekuatan penghancur yang merasuki celah-celah atom membelah. Membuat semua atom yang menyusun tubuh Supersonik terlepas, musnah tak membekas.
“Apa itu tadi?” Len tersadar oleh bola cahaya yang melenyapkan Supersonik.
Posisi Len dan Are berkisar lima meter. Kapsul Len bergetar, getaran tersebut cukup kuat karena gelombang penghancur. Dunia paralel seperti terhubung. Ruang hampa itu bergetar menampilkan gambaran zaman dengan gambar-gambar buyar bergelombang. Sisa dari Supersonik di tubuh kapsul Len masih berkutat mempertahankan diri untuk menangkap mangsanya.
Are menanyakan hal yang sama seperti yang digumamkan Len pada kapsul.
“Itu adalah pelepasan seperempat dari satu tetes bahan bakar yang dibungkus dengan plastik tertentu sebagai senjata pemusnah materi. Kita tidak ikut terbakar karena terlindung oleh perisai magnet yang menyerupai gelombang.”
“Ledakan besar itu disebabkan oleh hal sekecil itu?” Are terkejut tak percaya. “Len, minta bantuan pada kapsul untuk bebas dari benda aneh itu!”
Len yang hanya beberapa meter dari Are mendengar kalimat tersebut remang-remang. Lantas dia mengikuti usulan Are. Seperti yang terjadi pada kapsul sebelumnya, badan kapsul bermekaran dengan sisik-sisik seukuran telapak jari, lantas keluar bola cahaya yang membuat Supersonik jengkang dan termakan di dalam bola tersebut. Len berteriak mendapati dirinya yang melambung, jantungnya seperti terjatuh dari pangkalnya.