Dari Timur Jauh | From the Far East

Ali Mukoddas
Chapter #13

Epilog

Seluruh mesin waktu yang berhasil dikumpulkan dimusnahkan. Hamster dihukum mati dalam ruang vakum, hukumannya berjalan cepat, tak merasakan sakit barang sedikit pun. Dia tak menyampaikan pesan terakhir atau apalah sebagai bentuk peninggalan, selain senyum kemenangan yang tak dapat dimengerti, baik oleh rivalnya.

Raja datang pada pengakhiran tersebut, membawa sepucuk mawar yang berhasil ditanamnya di pot kosong tempat dia selalu mengamati pertumbuhannya di balik meja. Dalam kejujuran yang paling jauh, Raja tidak memiliki dendam atau kata bajingan untuk Hamster.

Karena semua mesin yang berkaitan dengan perpindahan waktu sudah lenyap, Raja terpekur, berpikir kemalangan yang amat menyedihkan atas rivalnya. Si kawan harus berakhir setelah banyak memberi penemuan pada kota dan zamannya. Raja tak bisa memprediksikan, kalau-kalau dirinya juga akan bernasib sama seperti Hamster. Tapi dia tak mengkhawatirkan hal itu, dia berencana pergi ke suatu masa dengan hadiah kecil pemberian rivalnya yang tak ditemukan badan pemusnah. Raja berpikir, setelah selesai dari berkabung melepas kepergian rivalnya, dia akan segera pergi.

***

Alya tersenyum getir di bawah pohon simalakama. Tangannya santai menggamit buah pohon tersebut, sementara pikirannya jatuh pada suatu pertemuan dengan Are. Jauh kenangnya menyelam, dia ingat betul kemenangan setelah berhasil melarikan pemuda tersebut. Tentang pertemuan pertama yang membuat matanya familiar, walau dengan pakaian aneh yang tak pernah bisa dia bayangkan terbuat dari bahan apa.

Di bawah pohon dengan buah yang digamitnya, Alya berharap bisa menunggu beberapa ratus tahun hingga bisa bertemu dengan sosok seperti itu lagi. Perasaannya menyatakan dia telah benar memberikan air kehidupan, yang sebenarnya adalah enzim umur panjang, dan sepenuhnya percaya pada Are bahwa pemuda itu akan menggunakan pemberiannya sebijak mungkin. Bagaimanapun perasaannya tak bisa berbohong, bahwa dia merasakan aura leluhur dari leluhur-leluhurnya di balik sosok pemuda itu. Mungkin itulah alasan bahwa dia harus percaya.

***

Lihat selengkapnya