Dark After White

kar.
Chapter #3

Foreisket

Binar baskara mulai menyinari pagiku kali ini. melakukan aktivitas yang sama dan di ulang setiap hari. Memang agak membosankan, sebisa mungkin aku mencari kesibukan yang lain. Untung saja, di sekolah aku bertemu dengan teman baru dan juga lingkungan baru, jadi itu membuat hidupku tidak terlalu membosankan.

Setiap hari Rabu, pihak sekolah selalu mengadakan kegiatan kedisiplinan yang bekerja sama dengan anggota KORAMIL yang kantornya berada dekat dengan sekolahku. Dalam kegiatan ini, kami diajarkan olahraga dan juga baris berbaris. Awalnya aku sangat takut ikut kegiatan ini, karena aku melihat tampang mereka yang sangat tegas dan mengerikan, tetapi setelah beberapa waktu aku mulai menyadari, di balik wajah menyeramkan, tersimpan hati Hello Kitty dan juga Mr, Bean. Mereka sangat lucu dan baik juga, bisa juga mereka menjadi lembut. Namun, saat mereka dalam mode serius, mereka akan terlihat seperti singa. Mereka sangat tegas, walaupun terkadang dibalik sikap mereka yang tegas, tersimpan hal yang lucu.

Aku berbaris di barisan tengah, dan di samping kananku itu barisan para cowok. Kegiatan kali ini, kami diminta untuk push up dengan arah agak sedikit menyamping ke kanan. Saat aku sedang fokus pada gerakanku. Ada sepasang mata yang menatapku. Sudah aku duga, cowok itu lagi. Bukannya dia fokus pada gerakannya, justru dia malah menatapku dan tersenyum padaku. Jujur, kali ini aku merasa aneh. Dia kenapa?

Aku memang mulai merasakan perasaan aneh di hatiku, dan aku memang senang saat dia tersenyum seperti itu, tetapi jika begini keadaannya, itu justru terlihat sangat aneh. Aku hanya bisa tersenyum canggung saat melihatnya. Dan dia terus melakukan hal itu, sampai kegiatan ini selesai. Itu pengalaman terakhirku sebelum aku cuti sekolah.

Jauh-jauh hari, aku merasakan rasa sakit di perutku, terutama perut bagian bawah sebelah kanan. Setelah beberapa kali aku memeriksakan diri ke dokter, dapat di simpulkan kalau aku mengalami radang usus buntu. Walaupun sebelumnya, beberapa dokter mendiagnosis dengan penyakit Gerd.

Ada seorang dokter yang memberi saran untuk aku memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam. Dan hasil itu menunjukkan, memang benar aku terkena radang usus buntu. Akhirnya, aku melakukan tindakan operasi, dan selama masa penyembuhan, aku hanya berdiam diri di rumah dan cuti untuk sementara waktu. Selama itu juga, aku tidak bertemu dan melihat tingkah aneh cowok itu lagi.

Aku pernah melihat kalau bapakku menangis. Memang, beliau sengaja menyembunyikannya dan tidak ingin aku melihatnya, hanya saja aku tetap bisa melihatnya dan menebak kalau bapak memang menangis. Keluargaku dengan telaten merawatku dan mereka juga rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk merawatku, agar aku bisa sembuh seperti sedia kala. Aku di berikan makanan dan juga minuman yang sehat, seperti ikan gambus dan susu beruang. Jauh yang aku tahu, ikan gambus memiliki banyak manfaat, terutama dalam penyembuhan luka. Sedangkan, susu beruang bermanfaat juga untuk mengembalikan kebugaran dan kesehatan tubuh. Sejak saat itulah, orang tuaku selalu menyiapkan hal itu setiap hari.

Selama aku sakit, sering kali temanku datang menjengukku dan membuat suasana menjadi lebih seru.

“Kau tahu Len, ada seorang cowok yang mondar-mandir enggak jelas di depan kelas kita,” ucap salah satu temanku.

“Siapa dia?” tanyaku penasaran. Sebenarnya aku sudah menduga kalau cowok itu adalah dia.

“Aku tidak tahu, yang aku dengar dari teman kelas lain, cowok itu bernama Jitendra, anak Welding,” tutur temanku.

“Apa ciri-cirinya?” tanyaku memastikan.

“Waduh, kalau itu aku agak susah buat jelasin. Apa ya? Oh iya, aku baru ingat. Dia anak yang sama saat menjadi perwakilan pada upacara penyambutan.” Temanku sangat antusias saat menjelaskan hal itu.

Sudah aku duga itu dia. Kenapa dia mondar-mandir di depan kelasku, apa dia mau menagih aku utang ya? Eh, aku kan enggak ada hutang sama dia. Lalu, apa alasannya dia melakukan itu?

“Woyy Len, kamu kenapa melamun? Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya temanku, membuyarkan lamunanku.

“Enggak, aku cuman berpikir bagaimana cara dokter memotong usus buntuku ini.” Aku mencari alasan agar temanku tidak curiga. “jadi, apa yang kau lakukan dengan dia?”

“Tidak ada, setiap kali aku ingin bertanya, dia selalu pergi,” ucapnya.

Jitendra, siapa yang kau cari?

Lihat selengkapnya