Setelah kapal mendarat di dermaga, Jinni dan Tae Ho keluar sambil sangat berhati-hati melihat sekeliling dan memastikan mereka aman dan tidak di ikuti oleh siapapun.
'' Kenapa kamu memilih kembali ke sini, bukankah semua peralatan esperimen ada di Soul?, tanya Tae Ho tidak mengerti jalan fikiran Jinni.
'' Kata siapa aku akan beresperimen, bukankah aku tidak pernah mengatakan itu!''
''Ah.. kamu memang benar-benar genius.'' Tae Ho menyerah jika harus berdebat dengan Jinni.
'' Di mana kamu memarkirkan mobilnya, cepat sedikit,'' ucap Jinni sedikit gelisah.
'' Ada apa memangnya?''
'' Aku sangat lapar,'' ucapnya sambil tersenyum dan tergesa-gesa menaiki mobil.''
Tae Ho yang mendengar candaan Jinni sedikit emosi dan juga lelah dengan perilakunya yang sebenarnya dia memiliki sisi imut dan kekanak-kanakan. Tapi dia pun lega, karena dia kira Jinni merasa kesakitan.
Saat di perjalanan menuju tempat makan, sikap mereka menjadi hening seperti asing, Jinni tidak seperti biasanya, ada yang dia fikirkan akan tetapi dia tidak bisa menceritakannya. Tae Ho sendiri tidak enak jika ingin bertanya , karena jika Jinni sudah kembali ke mode off pasti ada yang sangat menganggu fikirannya yang begitu mempengaruhinya. Jinni sendiri teringat kata-kata Perwira kepadanya .
'' Ayah mu menitipkan itu kepada ku karena dia percaya kepadaku, aku sudah menyimpan itu selama 40 tahun lamanya dan aku simpan dengan baik tanpa ada yang rusak dan hilang, apakah kamu tidak mempercayaiku Jinni?'' ucap Perwira menyakinkan Jinni untuk mengizinkan beliau mulai sekarang untuk menjaga dia.
'' Tidak ada yang paling mengerti ayah mu kecuali aku Jinni, bahkan dirimu pun tak mengenalnya bukan!'' (ayahnya meninggal saat Jinni lahir ke dunia karena pembunuhan tragis).
'' Aku mohon percayalah kepada ku semua yang aku lakukan sampai sekarang karena aku juga ingin membalas dendam kepada Tuan atas kematian ayah ku dan para polisi yang tidak bersalah itu.'' (Perwira mengenang masa tragedi).