Jika ada pepatah yang mengatakan.
Hilang satu tumbuh seribu.
Hal itu sungguh sangat cocok dengan keadaan Jinni sekarang.
Apa yang hilang dari keluarganya, perlahan-lahan muncul satu persatu, tanpa dia berharap dan tanpa pernah terpikirkan.
"Sungguh kah ini terjadi pada hidup ku?"
"Benarkah ini semua nyata?"
"Bagaimana bisa yang mati hidup kembali?"
"Kenapa terasa tidak nyata walau aku melihatnya secara langsung. Mustahil dan sungguh tidak bisa aku percayai."
Semua yang Jinni pikirkan tak bisa dia temukan jawabannya, dia terus saja termenung melihat apa yang baru saja dia saksikan.
Terdiam diri di taman sambil memahami situasi yang di luar dugaannya membuat dia terlihat seperti anak kecil yang kaget karena mendapati mainkan kesayangan rusak.
Perasaan kecewa, sedih dan putus asa Jinni rasakan saat ini.
Sang kakek yang terus memperhatikan Jinni dari ruangannya mengatakan kepada pelayanannya.
"Siapkan sekarang, sudah saatnya kita pergi dari sini!"
"Baik Tuan besar."
Koper koper besar sudah masuk ke dalam mobil Jeep yang cukup besar, melaju lebih dulu meninggal kastil untuk menuju ke laboratorium.
Sebuah tempat dimana keajaiban akan di ciptakan, kesempurnaan hidup tak akan menjadi angan-angan lagi dan keabadian akan terwujud.
Siapa pun mereka yang memiliki kekuasaan dan ambisi selalu menginginkan hidup lebih lama, hidup lebih abadi dan selalu merasa muda, tak terkecuali si kakek Jinni yang ternyata masih hidup, tak terbayangkan semuanya oleh Jinni ini akan terjadi. Semua masa lalu yang dia alami ternyata sudah ada dalam sekenario sang kakek, dari kematian sang ayah, perampokan rumahnya, kematian sang ibu dan yang terbaru adalah neneknya yang sekarang mendekam di dalam penjara.
Jinni masih terlihat linglung dan bingung dengan apa yang barusan terjadi, akan tetapi dia tak memiliki banyak waktu untuk larut dalam keadaan, Jinni harus bangkit dan mulai menyelidiki semuanya kembali.
"Apa yang harus aku lakukan?"
"Dari mana lagi aku harus memulainya?"
"Ini di mulai, menlanjutkan atau kembali ke awal?"