Dark Blood

Kepo Amat
Chapter #2

Korban Pertama

Tidak ada makna penuh di dalam tulisan ini. Hanya deretan keseharianku yang selalu berkutat dengan sebuah kesakitan saja ....

Tentang rasa sakit yang aku sukai. Tentang luka yang membuatku bahagia. Tentang sayatan indah yang senantiasa mengukir tubuhku. Tentang kenikmatan rasa darah dari setiap individu. Jikalau banyak orang yang terkesima dengan grafikal dan artristik kesenian yang mengagumkan, berbeda denganku yang hanya seorang pengagum tetesan darah berwarna merah pekat.

“Darah itu manis, asin, pahit, dan hambar.”

Aku mengamati lengan kiriku dengan saksama. Setetes darah dari pergelangan tanganku perlahan-palan mengalir kembali hingga berhenti di ujung siku lalu meluncur mulus dan jatuh ke lantai.

Tak jarang juga darah itu malahan menetes di pahaku, membuatku sedikit risi. Celana jeans dengan pendek lima centi di atas lutut yang aku kenakan ini tak sepenuhnya bisa menutupi paha putih nan molek milikku.

Aku mulai mendekatkan pergelangan tanganku ke hidung, menghirup aroma amis yang menyeruak bagaikan alkohol pewangi ruangan. Aroma ini seakan memberikan penyambutan hangat penuh kesakitan.

Lidahku terjulur keluar. Sedikit demi sedikit, aku menjilat sisa gumpalan darah yang hampir mengering ini.

Lihat selengkapnya