BYAR!!
Petir yang menyambar dengan seketika membuat ku terkaget, hingga gelas ditangan ku jatuh dan pecah berkeping-keping. Mengingat wajah ibuku yang marah bila mengetahui bahwa ada gelas yang pecah di rumah ini. "Untung saja ibu sedang diluar kota" ucap ku lega.
Kemudian aku melangkah kembali menuju kamar ku, malam yang semakin larut, hujan yang semakin deras, Waktu yang semakin cepat berlalu, membuat malam ini semakin menjadi-jadi.
Ku rebahkan badanku ke tempat tidur, hahh... aku menghela nafas panjang, tak salah pemikiran orang yang mengatakan bahwa tempat tidur adalah tempat ternyaman dirumah ini.
Aku menatap ke langit-langit kamarku yang terkesan gelap, karna hanya diisi dengan secercah cahaya dari lampu yang redup, namun terlihat seekor laba-laba yang sedang membuat sarangnya.
Yahh, mengingat aku jarang membersihkan kamarku terutama di bagian langit-langit kamar yang sekarang malah menjadi habitatnya laba-laba. Sebelum mataku terlelap aku melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 01.00 lewat.
***
Kring!kring!kring! Chip! chip chip!
Suara nyaring jamku dan suara kicauan burung yang berlomba-lomba untuk membangunkan ku serta mengingatkan bahwa ini sudah pagi. Namun gorden besar dikamarku berhasil menutupi cahaya matahari yang akan masuk melalui jendela.