Dark Side

Intan Nur Syaefullah
Chapter #4

Teman baru

Mengetahui bahwa di rumah tidak ada orang, aku bingung, uangku habis untuk ongkos, dan hari itu sedang terik - teriknya. Tiba - tiba saja ada ibu - ibu yang keluar dari rumahnya. Letak rumahnya hanya beberapa langkah saja dari rumah baruku.

"Sya ya?" Ucap ibu itu. Aku hanya mengangguk.

"Mamahnya kan di rumah nenekmu, yuk masuk dulu ke rumah ibu, dari pada disini panas. Tadi mamahnya telpon ke ibu, nanti ayah dateng kok, lagi kerja." Jelas ibu itu.

"Makasih bu, tapi saya nunggu disini saja." Setelah mendengar jawabanku ibu itupun pergi.

Lima menit kemudian ayahku datang. Aku jelas melihat wajah ayahku merah padam, seperti melihat amarah. Hatiku menciut, tak berani menatap mata ayahku.

Namun ayahku hanya diam, dan itu yang membuatku semakin takut. Ayahku hanya membukakan pagar dan pintu rumah. Dan akhirnya ayahku membuka suara.

"Kakak diem ya disini, jangan kemana - mana. Ini ayah mau berangkat kerja. Tidur aja dulu, capek kan tadi di jalan? Kalau laper, di kulkas ada makanan. Tunggu ayah pulang ya, nanti kita berangkat ke rumah nenek lagi, soalnya ayah sama mamah mau nginep disana. Tuh tas nya aja udah disiapin." Kata ayahku, dan menunjuk ke arah tas yang dimaksud ayahku.

Aku hanya menunduk, rasa bersalah pun menyelimuti hatiku. Aku akui, aku berfikiran pendek saat itu, aku menyesal, maafkan aku.

Fakta yang baru aku tahu juga adalah diwaktu aku meninggalkan rumah nenek diam - diam. Disaat yang bersamaan, ibuku tiba di rumah nenek dan mencariku tapi tak menemukan aku.

Ibuku menanyakan kepada para tetangga, tapi tak ada yang melihatku. Lalu ibuku menelpon tanteku yang berada di kantor karena sebelumnya tanteku mengabarkan pada ibuku bahwa aku tidak berangkat sekolah.

Sampai pada ada salah satu saudara yang melihatku menaiki angkot, tetapi tidak tahu akan pergi kemana.

Ibuku makin bingung, dan ibuku menghubungi kakek nenekku untuk menanyakan apakah aku ikut dengan mereka, tapi hasilnya nihil.

Dari sana kakekku sampai langsung menghadang hampir semua angkot yang dilihatnya dan memeriksa apakah ada aku di dalamnya tapi tak juga menemukanku.

Sampai pada akhirnya ibuku menelpon salah satu tetangganya dan meminta bantuan, apakah melihat keberadaanku di sekitar rumah. Dan ibu - ibu tadilah yang mengajakku untuk ke rumahnya, yang ditelpon ibuku.

Setelah itu barulah ibuku menelpon ayahku, dan memintanya segera pulang ke rumah karena ada aku terkunci diluar pagar. Maka detik itu juga ayahku langsung pulang dan menemukan sedang berjongkok di depan pagar rumah yang tergembok.

Lihat selengkapnya