Oh iya, aku belum menceritakan hal ini. Setelah OSPEK itu dilakukan perpindahan kamar, gunanya sebagai sarana para mahasiswi baru itu mengenal teman satu angkatannya sendiri dengan cepat.
Dan hal itu juga, mau tidak mau, suka tidak suka, faktanya mereka harus berkenalan bahkan berbagi kamar dengan mereka.
Perpindahan kamar umumnya dilakukan setahun dua kali. Tepatnya setiap semester atau enam bulan sekali. Dan karena aku paling beda sendiri jurusannya, seringkali aku tidak terdata dalam pembagian kamar.
Alasannya karena aku terdata sebagai mahasiswi guru, bahkan sampai semester delapan pun setiap perpindahan kamar itu aku selalu tidak terdata dalam pembagian kamar. Itu sebenarnya sedikit menyusahkanku sih, jujur.
Bahkan bukan hanya masalah pembagian kamar, melainkan setiap ada acara kampus, setiap seminar atau workshop dan lain - lain.
Aku tidak terdata lagi, sehingga setiap ada acara, selesai acara aku harus berkeliling mencari satu persatu, apakah absen aku berada di mana. Karena absen itu sangat penting untuk mendapatkan sertifikat.
Karena semester tiga aku benar - benar sendiri, merupakan satu - satunya mahasiswi reguler di kelasku.
Nisa dan Azizah pindah jurusan ke ilmu Qur'an dan tafsir. Masih satu fakultas dengan jurusanku aqidah dan Filsafat Islam, yaitu fakultas Ushuluddin.
Saat detik - detik semester dua akan berakhir, sebenarnya Nisa sudah berbicara kepadaku kalau dirinya dan Azizah hendak pindah jurusan.
Alasannya, karena kurang nyaman menjadi minoritas di kelas, dan kurang deket dengan teman sekelas. Serta tidak kuat dengan mata kuliahnya, terlalu berat. Nisa saat itu bilang kepadaku,
"Sya, mending kamu pindah jurusan aja. Biar kamu ndak sendiri, nanti ngerjain tugas tugas juga enak. Karena kita hidup di satu lingkungan."
Aku tersenyum, "Ndak deh, aku emang suka sama jurusannya. Ilmu yang selama ini aku suka banget dari SMP. Kamu yakin mau pindah jurusan?" Tanyaku pada Nisa.
"Gimana ya Sya, otak aku gak kuat rasanya, dan aku merasa teman - teman juga terlalu menarik batas karena kita berbeda dari mereka." Jawabnya. Mendengar itu aku hanya diam dan merenung.