Dark Side

Intan Nur Syaefullah
Chapter #28

Kompor

"Sya, berkas yang kemarin ana titip udah di kasih ke mereka?" Tiba - tiba saja ada notifikasi masuk di hp-ku.

Meski awalnya nomor itu tak kukenali, tapi setelah membaca pesan tersebut aku langsung tahu, bahwa itu ustadz Gilang.

"Wait, kemarin ana nanya ke ustadz Rizky loh, katanya biarin Laily dan Rahmah yang ngambil sendiri ke ana." Jawabku.

"Oalah, tapi berkasnya ada di ente kan? Jadi minta mereka buat ngambil ke ente gitu ya?" Tanya ustadz Gilang.

"Iya, kata ustadz Rizky sih kemarin gitu. Katanya biar mereka yang ngambil ke ana aja." Jelasku.

"Udah ana kasih tau mereka, ana suruh ngambil berkasnya di ente."

"Oke."

"Ente stay dimana?"

"Asrama paling belakang."

"Di mahasiswi reguler kan?"

"Iyalah, dimana lagi?" Pertanyaannya tuh aneh - aneh aja deh.

"ana udah bilangin mereka Sya, terserah mereka mau ambil kapan, itu mereka yang butuh. Simpen aja, mereka yang wisuda kalo gamau ambil ya mereka ga wisuda."

"Oke deh, berarti ana tinggal duduk manis aja ya?"

"Iya Sya. Udah biarin aja Sya, tunggu mereka ke ente aja. Cape ngurusin orang Sya, ana bisa bantu kalo urusannya di kampus putra itu bagian tanggung jawab ana juga"

"Tapi kok giliran berkas ana yang ilang ana yang repot ya?"

"siapa yang ilangin berkas ente? ana gapernah ya."

"Gak, maksudnya temen ana tadz. Tapi ya udahlah ana juga ceroboh aja mungkin."

"Kata Rizky bukan mungkin ente mah cerobohnya. Udah akut ente. Ana tau kok nasib ente selama ini dari Rizky. Mahasiswi satu - satunya kan di reguler? Tapi kuat sih bisa kelar haha." Balas ustadz Gilang.

"Ya gimana lagi? Gk mau bikin kecewa orang yang udah banyak bantu. Masa iya gak kelar."

"bhaha.....kenapa ga mutasi?"

"Ih gak ada yang minat, btw antum staff baru ya? Selamat nanti susah keluarnya ya kaya ustadz Rizky "

"Ya udah, berarti emang takdir ente di AFI. Dan ga mungkin mereka tahan ana, ga akan berani."

"Ya kan udah mau lulus juga, tapi antum juga kenapa masuk AFI?" Sering gak dapet pertanyaan gitu?"

"Engga juga, keren aja belajar filsafat."

"Owh ajang keren - kerenan nih"

"Bener banget, ajang keren - kerenan semua sekarang. Berlomba untuk viral."

"Astagfirullah." Kataku.

"Hal ajim." Jawab ustadz Gilang.

"Kagak semua tau kayak gitu." Sanggahku.

"Betul."

"Sya engga."

"Engga keren berarti." Timpal ustadz Gilang.

"Gapapa."

Lihat selengkapnya