Dark Side

Intan Nur Syaefullah
Chapter #36

Gladi

Malam harinya, semua calon wisudawan dan wisudawati berkumpul di auditorium tempat pelaksanaan wisuda. Setibanya disana, sudah kulihat kursi - kursi berjajar sangat rapi tersusun dari depan ke belakang.

Kursi yang khusus untuk wisudawan itu berada di sebelah kiri, dan kursi untuk wisudawati itu berada disebelah kanan. Jarak keduanya kurang lebih hanya dua meter.

Semua kursi itu tersusun dengan menghadap panggung yang memiliki tiga tangga tersebut. Dua tangga berada disisi kiri dan kanan. Dan ada juga tangga yang terletak ditengah dengan ditutup red karpet.

Calon wisudawan wisudawati juga duduknya telah diatur sesuai prodinya masing - masing. Para wisudawan dan wisudawati diberi arahan dalam menaiki tangga dan menuruni tangga.

Tangga sebelah kanan dan sebelah kiri itu khusus untuk naik ke panggung. Dan tangga yang ada di tengah itu di digunakan untuk turun dari panggung.

TING!

Ustadz Gilang Tengil : Syahila, sekarang pake sepatu apa? Bukan high heels kan?

Iya tadz, pake sepatu buat wisuda, kan disuruh.

Ustadz Gilang Tengil : Ya udah hati - hati naiknya. Bismillah, gak usah panik.

Iya tadz, makasih.

Alhamdulillahnya selama gladi itu lancar, meski aku yakin pasti aku menjadi pusat perhatian karena keadaan fisikku yang sangat berbeda dengan yang lainnya.

Tapi aku tidak merasa minder sedikitpun, lagi - lagi aku sangat bersyukur kepada Allah SWT karena Allah telah memampukan aku untuk bisa di tahap ini dan telah menguatkan serta melapangkan dadaku untuk menerima keadaanku ini.

Meskipun dengan melewati berbagai drama dan menguras air mata. Serta ini semua tak lepas dari doa orang tua dan orang - orang baik yang membantuku untuk sampai tahap ini.

TING!

Ustadz Gilang Tengil : Syahila, wisma masih ada yang kosong gak? Satu kamar gitu? Ada?

Setahu ana penuh tadz, kenapa? Buat ortu?

Ustadz Gilang Tengil : Ibu ana udah sampe di Madiun.

Trus antum belum boking penginapan? Pinter!

Ustadz Gilang Tengil : Lupa Sya ya udah Syukron ya.

Aku hanya bisa geleng - geleng kepala mengetahui tingkah ustadz Gilang. Bisa - bisanya belum boking penginapan untuk ibunya

****

Lihat selengkapnya