DARK VIOLINE

E
Chapter #1

PROLOG: KELAHIRAN YANG MENGGUNCANG TANAH

Angin malam menggeram bagai binatang buas yang meronta. Langit terbelah oleh kilatan petir yang menyambar tanpa henti, seolah langit itu sendiri sedang marah. Di kejauhan, sebuah kuil kuno berukir simbol-simbol asing runtuh dalam keheningan retakannya, padahal tak tersentuh manusia selama lebih dari tiga abad.


Dan di bawah langit yang hancur itu, di ujung sebuah dusun kecil bernama Darshivell, terdengar tangisan bayi.


Samar, namun menusuk. Tangisan yang menggema bukan hanya di telinga, tapi di hati mereka yang mendengarnya.


> “TEKAN PERUTNYA! DIA AKAN MATI BERSAMA ANAK ITU!!”




Teriak seorang wanita tua, wajahnya tertutup kain hitam, tubuhnya gemetar bukan karena usia, tapi karena sesuatu yang tak bisa ia jelaskan dengan kata. Ia belum pernah merasakan hawa seberat ini, seolah tanah dan langit menolak kelahiran yang sedang berlangsung.


Di dalam gubuk tanah yang reyot, dengan dinding yang basah oleh air hujan dan darah, Varra, seorang wanita sederhana berambut gelap dan mata lembut, tengah berjuang di ambang hidup dan mati. Tangannya mencengkeram tanah. Matanya telah setengah mati. Tapi ia bertahan. Untuk anaknya.


Di sisi lain, Ileon, sang suami, hanya bisa menggertakkan giginya. Ia tahu tak ada yang bisa ia lakukan. Hanya bisa melihat wanita yang ia cintai menderita… demi kehidupan baru yang belum mereka kenal.


> “Varra… tolong… bertahanlah…,”

bisiknya, meski ia tahu suara itu takkan sampai.




Saat bayi itu akhirnya lahir, halilintar terakhir menyambar ladang mereka. Petir itu membelah tanah, membakar seluruh hasil panen yang sudah siap panen. Langit kembali sunyi. Tapi tak ada yang bersuara. Bahkan sang bidan pun gemetar.


Bayi itu lahir tanpa suara.


Tak menangis. Tak bergerak.


Lihat selengkapnya