Darkest Point

Misyle Ariel
Chapter #2

Bab 1

Sebuah ketukan keras mengusik ketenangan pagi. Aku hendak mengacuhkan, namun semakin dibiarkan justru semakin keras suara ketukan itu. “Gary? Kenapa pagi sekali datangnya?” tanyaku yang masih dalam piama dengan rambut amburadul. “Usaha baru gue buka jam delapan, jadi lo harus pindah sekarang supaya nanti bisa langsung kerja.” Jawabnya sembari masuk ke kamar kosku sembarangan dan mulai memasukkan barang – barangku ke dalam kardus yang ia bawa. Tapi Gary tidak datang sendiri. Seorang gadis dengan rambut ungu ikut datang dengan tumpukan kardus di tangannya.

“Hei! Lisa kan? Gue Jane,pegawai di bar Gary. Salken ya,” sapa gadis cantik itu ramah. “Ah,ia salken juga.” Balasku sambil menutup mulut takut dirinya mencium bau mulutku yang belum gosok gigi. Tanpa membuang waktu lagi, aku segera berlari menuju kamar mandi untuk bersiap - siap. Pagi – pagi sembari diguyur air dingin, kepalaku jadi semakin aktif berpikir. Mungkinkah gadis cantik itu kekasih Gary? Namun Gary tidak mengenalkannya padaku tadi. Mungkin dia hanya karyawan biasa? “Lagipula, Gary tak suka warna ungu,” pikirku merasa lebih lama mengenal Gary.

Selesainya mandi dan bersiap – siap,aku lekas membangunkan Roby yang masih dalam mimpinya. Hebat sekali dia. Walaupun berisik oleh suara barang – barang ia masih saja tertidur pulas. “Roby, ayo bangun! Kita mau pindahan.” Seruku sembari mengguncang – guncangkan tubuh kecilnya. Tidurnya sedikit terusik, matanya mulai terbuka namun hanya sebentar sebelum ia kembali tertidur. Kalau sudah begini,aku tahu jurus jitu untuk membangunkannya.

“Satu, dua, tiga. Gelitikan!” tanganku segera menyambar pinggang Roby. Suara cekikikan membahana seisi kamarku. “Sudah Kak, hentikan!” teriak Roby yang masih tertawa terbahak – bahak. Melihat muka tidurnya hilang,segera kuangkat Roby menuju kamar mandi. Lekas kubuka semua bajunya dan langsung kuguyur tubuhnya dengan air. Roby meronta – ronta. Lari ke sana kemari menghindari air yang ia anggap bak hujan api.

Aku biasanya tak apa dengan tingkahnya yang seperti itu,namun tidak hari ini. Aku harus cepat – cepat untuk membantu Gary dan Jane membereskan barang – barangku. Rasanya tak enak membiarkan mereka bekerja sendiri hanya untuk membantuku membereskan barang pindahan. Tak banyak basa – basi lagi, segera kulemparkan air ke arah manapun ia pergi. Kini badannya sudah siap untuk disabuni.

Lihat selengkapnya