"Dear kegelapan. Mengapa engkau selalu merebut cahayaku?" Tanya Rain dalam buku diary yang sudah menemaninya beberapa tahun terakhir.
"Aku sedih. Mengapa aku selalu mendapat ketidakberuntungan? Kapan aku bisa menjadi orang yang berguna?" Tanyanya lagi pada sebuah kegelapan, yang entah mengapa selalu mengikutinya.
Tak berapa lama setelah itu, terdengar bunyi petir yang menggelegar. Listrik di seluruh kota mendadak padam. Tampaknya, petir tadi menyambar tepat pada pusat listrik.
Sementara itu, Rain yang baru saja menulis buku diary-nya tersentak kaget. Jantungnya berdegup kencang.
"Apa...kegelapan marah padaku?" Tanyanya lirih.