Malam semakin larut, satu persatu rumah telah mematikan lampunya, menyisakan lampu teras depan sebagai penerang bagi pejalan kaki.
Sementara malam semakin larut, kawanan awan hitam mulai muncul, membentuk sebuah kelompok yang membuat langit nampak mendung.
Meski tak terlihat, akan tetapi, kilat petir juga mulai bermunculan. Membuat pemandangan malam hari ini nampak begitu menyeramkan.
Rain yang kebetulan masih belum tidur menjadi sedikit merinding. Ia menoleh ke sekitarnya, tak ada apa apa. Hanya saja, ia merasa aneh.
Dahinya mengernyit tatkala bunyi petir mulai terdengar bersahutan. Ia berjalan ke arah pintu balkon. Bertepatan dengan itu, hujan mengguyur daratan bumi dengan deras.
Rain membuka sedikit pintunya, dan hawa segar akibat hujan langsung menyeruak masuk, memenuhi indra penciumannya. Bau tanah yang tercium begitu khas dan menenangkan pun mulai terasa meski jarak antara kamar Rain dan permukaan tanah tak dekat.
Rain memejamkan matanya sejenak, menikmati suasana yang jarang dirasakannya ini.
Jedarr!!
Spontan Rain membuka matanya. Ia menoleh ke sekitarnya, mencari tau sumber suara tadi.
Darr!
"Apa itu bunyi petir?" Gumam Rain bingung.
Bunyi petir semakin keras, terdengar menggelegar, seakan mengatakan bahwa ia adalah penguasa langit.
Tak ingin berlama lama di bawah amukan sang langit, Rain segera kembali ke kamarnya tatkala bunyi petir itu muali bersahutan.