Seorang penyusup masuk ke sebuah kamar dan duduk menatap seorang pria yang tertidur di atas ranjangnya dengan nyenyak. Saking nyenyak tidurnya, pria itu tak sadar jika ada penyusup yang masuk ke dalam kamarnya. Penyusup itu duduk dengan mengetukkan jarinya ke meja sembari berpikir. Tuk, tuk!
Sebelumnya, penyusup itu membaca apa yang ada dalam tablet milik pria yang sedang tertidur itu. Raut wajah pria itu awalnya terlihat serius, tapi perlahan sebuah senyuman muncul di bibirnya. Bukan senyuman hangat, tapi lebih mirip senyuman mengerikan yang menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya.
“Kamu bahkan lebih baik dari penyidik-penyidik itu. Gimana caranya kamu memikirkan cerita ini yang bahkan kamu tak tahu detail yang sebenarnya? Otak penulis terkadang memang hebat! Cerita ini terlihat seolah kamu ada di sana saat aku membawa orang-orang di desa ini dan mengubur mereka di pemakaman! Bahkan bagian membius korban dengan ikan yang aku berikan, kamu juga mengetahuinya!! Kamu benar-benar hebat, Bagram!” Penyusup itu bergumam kecil sembari menatap pria yang sedang tertidur dengan pulasnya. “Apa aku harus membuatmu menghilang seperti yang lain?”
Penyusup itu menarik senyuman yang dibuatnya di bibirnya dan menatap tajam ke arah pria yang tidur dengan tenang, sama sekali tak terganggu dengan kehadiran orang asing di kamarnya. Nggak bisa! Aku nggak bisa membunuhnya! Tapi … jika polisi menyadari cerita ini, mereka mungkin akan menemukan semua orang yang menghilang di desa ini.
Tuk, tuk!
Penyusup itu mengetukkan jarinya dan berpikir lagi. “Yah … karena kamulah orang pertama yang bisa menebak dengan benar dan juga … karena aku merasa sepertinya hanya kamu yang paham akan diriku, aku akan membiarkanmu hidup. Kisahku, aku yakin kamu akan menuliskan kisahku dengan baik nantinya.”
Penyusup itu menatap sejenak pria yang masih tidur nyenyak di ranjangnya sebelum akhirnya bangkit dan pergi dari kamar itu.
*
Kring, kring!!
Damar membuka matanya dan merasa silau karena sinar matahari yang telah menerobos masuk ke dalam kamarnya. Siapa yang ganggu aku tidur? Damar meraba-raba kasurnya, berusaha menemukan hpnya.
Di mana hpku? Setelah meraba-raba kasurnya dan tidak menemukan hpnya, Damar terpaksa membuka matanya dan memaksa tubuhnya bangun meski rasanya masih ingin tidur lebih lama lagi.
Kring, kring!!
Hp Damar berdering lagi dan kali ini Damar berhasil menemukan hp miliknya yang sedang dalam pengisian dengan kabel yang masih tertancap pada stop kontak. Klik! Damar langsung menekan tombol terima ketika melihat nama yang muncul di layar hpnya.
“Ya, Li. Ada apa?”
“P-Pak.”
Ada apa dengannya? Kenapa suaranya gitu? Damar mengerutkan keningnya sebelum bertanya. “Ada apa? Apa kamu menemukan sesuatu?”
“Soal penguntit Heksa, kami sudah menemukannya.”
“Di mana?” Damar langsung merasa bersemangat ketika mendengar berita itu. “Apa kamu sudah menangkapnya??”
“I-itu …”