Terus melewatkan hal-hal penting dalam penyelidikannya, Damar akhirnya terpaksa mengumpulkan seluruh penduduk desa kecil pinggiran Kota Y itu. Damar melakukan hal itu demi mendapatkan informasi mengenai Okta dan motif Okta melakukan semua hal keji ini.
“Kita dapat apa saja tentang Okta?” Setelah seharian berusaha mengumpulkan penduduk untuk mendapatkan informasi, Damar sedang menyaring informasi bersama dengan Ali.
1. Okta adalah anak yatim yang tumbuh besar dengan ibunya. Di umur 20 tahun, Okta kehilangan Ibunya. Sementara Ayahnya meninggal saat umur Okta masih 2 tahun. Ayah Okta hilang sebagai nelayan di lautan.
2. Dari pengakuan beberapa penduduk lansia di desa, mereka mengatakan Okta dekat dengan Ibunya Heksa-Tantri selama beberapa tahun. Keduanya kadang bertemu di pantai hanya duduk diam dan sesekali bicara. Hubungan keduanya lebih mirip ibu dan anak karena Ibu Okta sibuk mengurus penginapan.
3. Di umur 18 tahun hingga umur 22 tahun, Okta kuliah di kota J. Penginapan sempat kosong selama dua tahun setelah kematian ibunya sebelum dibuka lagi oleh Okta.
4. Selain bermain di pantai, Okta juga sering mengunjungi makam ayahnya di pemakaman, meski makam itu kosong. Makam Ayahnya berada tepat di samping makam ibunya.
5. Selain sebagai pemilik penginapan, Okta sejak kecil dikenal bisa memperbaiki kunci dan jadi ahli tukang kunci di desa ini. Keahliannya itu kebetulan didapatkan Okta dari gurunya sewaktu berumur 12 tahun. Berkat keahlian itu, meski Okta adalah anak pendiam dan cenderung tertutup, banyak orang mencarinya.
6. Dua tahun belakangan ini, Okta sering kali bepergian keluar kota. Lebih sering dari tahun-tahun sebelumnya. Terkadang selama seminggu tidak pulang atau kadang hampir sebulan lamanya. Jika hal itu terjadi, Okta akan meminta bantuan penduduk desa untuk mengelola penginapannya.
“Setelah itu, gimana dengan keluarga Heksa? Apa yang kita dapatkan?” tanya Damar lagi.
Apa yang dikumpulkan oleh Ali dan Damar dari Kota Y tentang Heksa, sama persis dengan apa yang sebelumnya ada di laporan mengenai kasus keluarga Heksa lima belas tahun yang lalu. Meski ada beberapa tambahan fakta, tapi fakta itu tidak begitu berpengaruh dengan kasus itu.
Tuk, tuk!! Damar mengetukkan spidolnya ke papan tulis dan terus mengetuk pada poin yang sama: poin nomor 2. Jadi inilah hubungan Okta dengan keluarga Heksa. Mungkin motifnya membuat beberapa orang di desa ini menghilang awalanya adalah Ibunya Heksa. Semua dimulai dari Ayah Heksa dan selingkuhannya, kemudian beberapa orang. Damar mencoba menelaah jalan pikiran dari Okta sebagai pelakunya. Aku bisa memahami motifnya di masa lalu. Tapi sekarang … apa motifnya sekarang? Setelah bertahun-tahun berhenti, kenapa sekarang terulang lagi? Apa ini karena Heksa?
Damar menggelengkan kepalanya sembari teringat dua korban sebelum ini: Ibunya Agung dan Ibu Sari. Oke, dua orang itu mungkin telah menyinggung Heksa. Setelah lama berhenti, Okta beraksi lagi karena Heksa. Sampai pada titik ini, aku bisa memahami motifnya. Tapi, kenapa menculik Heksa dan Aksa juga? Mereka berdua nggak ada hubungannya!
“Pak” Ali mendekat pada Damar dan mencoba bicara pada Damar yang sedang bertarung dalam pikirannya mencari jawaban yang tepat.
“Hem?”