Kisah cinta itu indah. Kisah cinta itu sarat akan perasaan. Membaca kisah romantis akan sangat menyenangkan kalau kita sedang dilanda perasaan indah itu. Sungguh, cinta adalah anugerah yang sangat ajaib yang pernah dirasakannya. Gadis tersebut bersyukur karena dapat merasakan keindahan emosi yang bernama “Cinta”.
“Oh my! Gilaaa, ceritanya romantis banget! Aku jatuh cinta nih sama tokoh cowoknya!!” seru Litani girang dan berbunga-bunga. Meski begitu matanya tetap saja terkunci pada novel yang berada di tangannya.
“Benar tuh, cerita itu memang romantis banget!” timpal Terra sahabatnya seraya mengisap lolipopnya.
Tiba-tiba Litani menoleh pada Terra, dia tersenyum tidak jelas. “Ter, aku punya ide. Besok siang, aku mau menyatakan perasaanku sama Samuel. Nanti pulang sekolah, temani aku belanja bahan cokelat, ya.”
“Yakin kamu mau menyatakannya besok?” tanya Terra sedikit ragu. Gadis bermata besar tersebut memandang Litani dengan penasaran.
“Iyalah! Yakin...”
Siangnya sepulang sekolah, Terra berkunjung ke rumah Litani. Saat ini mereka tengah sibuk memanaskan cokelat dan menghancurkan biskuit untuk dibuat bola-bola cokelat. Sembari membuat bola-bola cokelat, mereka pun mengobrol dan menggado biskuit atau cokelat.
“Akhirnya kamu berani menyatakan perasaanmu ke Samuel. Kenapa tiba-tiba banget??” tanya Terra sementara tangannya sibuk membenahi ikatan rambutnya.
Litani menjawab tanpa menoleh pada Terra. “Setelah membaca novel kemarin, aku tiba-tiba saja ingin menyatakan perasaanku. Aku juga nggak tahan terus menyembunyikan perasaan ini, Ter. Lagipula, sudah dari SMP aku menyukainya dan belum tahu bagaimana perasaan dia ke aku.”
Terra berpikir sejenak, kemudian dia membuka mulutnya. “Kalau begitu, kita harus membuat cokelat ini secantik dan seenak mungkin!” ujarnya bersemangat.